Cerita Ridwan Kamil Selalu Siap-siap Tiap November karena Ada Penentuan UMP
BeritaNasional.com - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) berkomentar terkait dinamika penentuan UMP yang terjadi setiap tahunnya.
RK mengatakan, dia selalu bersiap diri setiap bulan November selama menjadi kepala daerah di Bandung dan Jawa Barat.
"Saya 10 tahun Wali Kota dan Gubernur, menjelang November saya sudah pasang kuda-kuda. Itu sudah rutinitas saya sebagai kepala daerah. Kenapa? Karena tiap November akan ada kenaikan upah, demo di mana-mana," kata RK dalam diskusi bersama KADIN DKI Jakarta, dikutip Jumat (8/11/2024).
"Jadi sudah paham. Semua pernah saya hadapi kalau demo. Yang saya takuti cuman satu, kalau ibu-ibu sudah demo. Kalau mahasiswa, buruh saya masih handle lah," sambungnya.
RK berujar, momentum penentuan UMP tiap tahun merupakan fenomena yang menunjukkan bahwa menjadi kepala daerah bukanlah tugas mudah.
Sebab, lanjut RK, UMP perlu diputuskan secara adil dengan menerima masukan dari elemen buruh, pengusaha, hingga pemerintah.
"Nah di sini lah yang disebut tidak mudah jadi pemimpin. Kami mencoba seadil-adilnya. Sebuah keputusan tapi tidak pernah bisa membahagiakan semua orang. Jadi rumus membuat happy semua orang tuh rumus kehidupan yabg agak mustahil," ujar RK.
Oleh karena itu, ia berusaha seadil-adilnya dalam merumuskan besaran UMP. Ketika hasilnya sudah keluar, dia pun sebagai kepala daerah harus yakin dengan hasil tersebut dan berusaha memberi paham kepada seluruh elemen terkait.
"Yang penting pemimpin tuh kalau sudah mengambil keputusan, dia firm dan menjelaskan. Nah urusan upah ini pertama kan sudah ada tripartit tapi dalam realitanya tripartit merumuskan X tetap saja minggu depan demo," jelas RK.
"Nah yang kedua, gubernur tidak seindependen yang Bapak/Ibu bayangkan kalau soal pengupahan. Karena ada peraturan di pemerintah pusat yang, maaf, mewajibkan angka-angkanya itu mengikuti dengan hitungannya juga," lanjut RK.
Tak hanya itu, masih ada faktor lain yang diperlu diperhatikan dalam penentuan UMP, yakni inflasi dan koefesien hidup layak.
"Yang ketiga kalau ditanya bagaimana rumusan, tentu semua faktor harus diperhatikan. Ada namanya inflasi. Alhamdullilah Jakarta cuman 1 koma. Ada koefesien hidup layak sebuah perhitungan bahwa di Jakarta dengan di Bandung dengan di Surbaya ongkos hidupnya lebih berbeda gitu," tegas RK.
Terlepas itu semua, RK membeberkan bahwa membuat warga sejahtera tak melulu soal meningkatkan pendapatannya. Namun, hal itu bisa dilakukan dengan mengurangi pengeluarannya.
"Jadi bisa saja nanti buruh kita subsidi transportasinya, kan berkurang tuh ongkosnya. Buruh kita kasih, dulu saya pernah berinovasi, dia membeli sembakonya tidak di warung rumahnya tapi di pabriknya, di tempat usahanya dengan harga grosir, dengan pesan online sehingga dia sepulang kerja dia ambil pesanannya dia pulang ke rumah," tandasnya.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 19 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 15 jam yang lalu
HUKUM | 19 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 13 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu