Kepala BBN Temui Ketua MPR RI, Bahas soal Pemberantasan Narkoba di Wilayah Indonesia

Oleh: Bachtiarudin Alam
Senin, 25 November 2024 | 17:34 WIB
Ketua MPR RI Ahmad Muzani. (BeritaNasional/Oke Atmaja).
Ketua MPR RI Ahmad Muzani. (BeritaNasional/Oke Atmaja).

BeritaNasional.com - Ketua MPR RI Ahmad Muzani bertemu dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11/2024). Keduanya berbincang mengenai pemberantasan narkoba di Indonesia.

"Hari ini kami menerima Kepala Badan Narkotika Nasional, Pak Martinus, dan kami berdiskusi tentang upaya pemberantasan narkoba di Indonesia," ujar Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/11/2024).

Dikatakan Muzani, dirinya mendapatkan beragam penjelasan mengenai pemberantasan narkoba di seluruh Indonesia. Hal ini menurutnya sejalan dengan tekad Presiden Prabowi Subianto yang ingin memberantas peredaran narkoba di Indonesia.

"Sehingga apa yang menjadi tekad Presiden Prabowo untuk melakukan pemberantasan narkoba adalah sebuah langkah yang strategis, penting, dan harus mendapatkan support," ucapnya.

"Karena itu sebagai Kepala BNN, Pak Martinus ingin mendapatkan support, dukungan dari semua lembaga termasuk pada Majelis Pemusawaratan Rakyat," imbuhnya.

Sementara, Kepala BNN Marthinus menegaskan bahwa sekarang ini peredaran narkoba di Indonesia sangat amat mengkhawatirkan.

"Mohon izin saya menambahkan bahwa kalau kita melihat narkoba hari ini pada tingkat yang mengkhawatirkan dan Bapak Presiden kita sudah menyatari itu bahkan beliau memerintakan untuk melakukan pengejaran penangkapan pemberantasan terhadap narkoba ini, dengan menguatkan kemampuan intelijen," katanya.

Dia juga memaparkan beberapa wilayah di Indonesia yang menjadi titik rawan penyelundupan Narkotika. Menurutnya, wilayah-wilayah tersebut memerlukan penguatan operasi intelijen untuk menekan peredaran narkoba di Tanah Air.

"Jadi setelah kami memetakan wilayah yang rawan masuknya penyelundupan narkotika itu, seluruh pantai timur Sumatera itu sangat rawan sekali," urai Marthinus.

Selanjutnya, kata dia, ada di perbatasan Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat juga masuk ke dalam kategori titik rawan.

"Kemudian perbatasan antara Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat. Lalu kemudian pesisir Barat, Pulau Sulawesi karena berhadapan langsung dengan perairan internasional dan berbatasan langsung dengan perairan Tawau, Kalimantan Malaysia bagian timur," tuturnya.

"Nah itulah yang kita kuatkan operasi-operasi intelijen di spot-spot tersebut," ucapnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: