Kasus TB HIV Meningkat Kemenkes Gencarkan Skrining

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 24 Januari 2025 | 22:06 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Kasus Tuberkulosis (TB) HIV 2024 berjumlah 17.136 kasus TB HIV pada 2024. Angka tersebut tercatat per 2 Januari 2025 oleh Kementerian Kesehatan. 

Jumlah ini disebut meningkat sehingga Kementerian Kesehatan melakukan sejumlah upaya untuk eliminasi TB tersebut antara lain skrining penyakit yang diintegrasikan dengan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG).

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ina Agustina Isturini mengatakan angka tersebut naik dari data sebelumnya dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) tahun 2022, yakni sekitar 15.375 kasus TB HIV.

 "Langkah khusus dalam menanganinya dengan melakukan skrining TBC pada semua ODHIV sehingga bisa menemukan kasus TBC secara dini pada ODHIV dan segera diberikan pengobatan. Selain itu juga melakukan tes HIV pada pasien TBC," katanya dilansir dari Antara, Jumat (24/1/2025).

Ia menerangkan pada ODHIV yang terkonfirmasi TB, selain diberikan pengobatan TBC juga dilakukan pemberian antiretroviral (ARV). ARV diberikan pada semua orang yang terdiagnosis HIV tanpa memandang stadium klinis dan nilai CD4.

Dia mengingatkanARV harus diberikan pada hari yang sama atau selambat-lambatnya pada hari ke-7. Pada pasien TBC yang baru terdiagnosis HIV, katanya, ARV diberikan sesegera mungkin dalam 2 pekan pertama.

"Pada ODHIV yang tidak sakit TBC, maka diberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)"

Ina mengungkapkan ODHIV merupakan salah satu kelompok yang rentan terkena TB. Kelompok lainnya yakni anak-anak, perokok, lansia, orang dengan sistem imun rendah, dan orang yang kontak langsung dengan pasien TB.

"TB merupakan penyakit menular yang dapat menyebar bila tidak segera ditemukan dan diobati," imbuhnya. 

Penyakit itu sambung dia dapat disembuhkan, selama penyandangnya menjalani pengobatan sesuai petunjuk tenaga medis.

"Pengobatannya membutuhkan waktu 6 bulan hingga lebih dari setahun, sehingga dukungan dari masyarakat akan sangat dibutuhkan bagi keberhasilan pengobatan pasien TBC," ujar dia menambahkan.

Per awal Januari 2025, notifikasi kasus TB pada 2024 sekitar 860 ribu dari estimasi 1.092.000 kasus. Sedangkan pada 2023, katanya, notifikasi sebanyak 820 ribu dari estimasi kasus TB 1.060.000.

"Terjadi peningkatan proporsi penemuan kasus dan pengobatan dari tahun ke tahun. Hal ini merupakan sinyal baik, bahwa orang-orang yang sakit dapat ditemukan sehingga bisa diobati dan mencegah penularan lebih lanjut," katanya.

Meski demikian, angka tersebut belum mencapai target yang ditetapkan, sehingga dibutuhkan sejumlah terobosan dan strategi percepatan, termasuk salah satunya mengintegrasikan skrining TB ke dalam salah satu penyakit yang diskrining dalam Pemeriksaan Kesehatan Gratis.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: