Tawar-nenawar Fee Suap Vonis Bebas Ronald Tannur Terungkap di Pengadilan

BeritaNasional.com - Jaksa menghadirkan saksi bernama Stephanie Christel dalam sidang kasus dugaan suap vonis bebas Gregorius Ronald Tannur di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat.
Stephanie adalah keponakan dari pengacara Ronald Tannur, Lisa Rahmat, yang terlibat dalam perkara suap vonis bebas di Pengadilan Negeri Surabaya.
Pada kesempatan itu, Stephanie mengungkapkan adanya tawar-menawar mengenai fee antara Lisa dan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, agar Ronald bisa bebas dari tuntutan hukum.
"Yang saya ingat, ada deal-deal. Pak Zarof menyebut nominal untuk diurus ke orang MA, ke temannya. Kemudian Pak Zarof menyebut nominal, seingat saya itu Rp 15 miliar," ujar Stephanie, Selasa (18/2/2025).
Stephanie juga mengungkapkan bahwa salah seorang teman Zarof menganggap jumlah tersebut terlalu tinggi, sehingga akhirnya disepakati jumlah uang untuk vonis bebas Ronald Tannur sebesar Rp 5 miliar.
"Terus, 'Jangan Pak, kemahalan,' begitu. Lalu ditawar sampai akhirnya jadi Rp 5 miliar, lalu deal," tuturnya.
Stephanie mengaku mendengar langsung percakapan tersebut karena saat itu sedang magang di kantor hukum milik Lisa.
"Pas lagi ada memang, lagi ikut, biasanya sih nggak ikut. Biasanya mereka masuk sendiri ke rumah, saya di luar, di ruang tunggu," kata Stephanie.
Dalam kasus ini, jaksa mendakwa tiga hakim PN Surabaya menerima suap senilai Rp 1 miliar dan SGD 308 ribu, setara Rp 3,6 miliar, terkait vonis bebas Ronald Tannur atas kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti. Ketiga hakim tersebut adalah Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul.
"Telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan, hakim yaitu Terdakwa Erintuah Damanik, Heru Hanindyo, dan Mangapul yang memeriksa dan memutus perkara pidana atas nama Gregorius Ronald Tannur, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Surabaya Kelas IA Khusus Nomor 454/Pid.B/2024/PN Sby tanggal 05 Maret 2024, yang menerima hadiah atau janji, berupa uang tunai sebesar Rp 1.000.000.000 (satu miliar rupiah) dan SGD 308.000 (tiga ratus delapan ribu dolar Singapura)," kata jaksa penuntut umum.
Kasus ini bermula dari jeratan hukum terhadap Ronald Tannur atas kematian kekasihnya, Dini Sera Afrianti. Ibunya, Meirizka Widjaja, berupaya agar anaknya dibebaskan dengan meminta bantuan pengacara Lisa Rahmat untuk menangani perkara tersebut.
Lisa Rahmat kemudian menemui mantan pejabat MA, Zarof Ricar, untuk mencari hakim PN Surabaya yang dapat menjatuhkan vonis bebas kepada Ronald Tannur.
Akhirnya, suap diberikan dan Ronald Tannur dinyatakan bebas. Namun, terungkap belakangan bahwa vonis bebas itu diberikan karena suap. Jaksa telah mengajukan kasasi atas vonis tersebut, dan Mahkamah Agung mengabulkan kasasi itu dengan memvonis Ronald Tannur lima tahun penjara.
8 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 23 jam yang lalu