Rabu, 19 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

3 Amalan Penting di Momen Lailatul Qadar

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 19 Maret 2025 | 04:30 WIB
Jemaah menjemput lailatul qadar di Masjid Istiqlal Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Jemaah menjemput lailatul qadar di Masjid Istiqlal Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Malam Lailatul Qadar yang penuh keberkahan dan lebih baik dari seribu bulan, menjadi momen yang sangat dinantikan oleh umat Islam, terutama dalam sepuluh malam terakhir Ramadan. 

Malam ini diyakini sebagai waktu yang dipenuhi rahmat Allah SWT, di mana setiap amal ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala berlipat ganda. 

Karena itu, umat Islam berlomba-lomba mencari malam tersebut dengan berbagai bentuk ibadah, seperti salat malam, dzikir, dan amalan lainnya.

Wakil Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Abdul Muiz Ali, menjelaskan bahwa pemahaman mengenai malam Lailatul Qadar dapat ditemukan dalam Al-Qur’an dan hadis. 

Dalam penjelasannya, ulama yang akrab disapa Kiai AMA ini menyebutkan bahwa ada tiga tingkatan dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar.

"Yang pertama, tingkatan tertinggi adalah menghidupkan Lailatul Qadar dengan melakukan salat malam. Kemudian, tingkatan kedua adalah menghidupkan Lailatul Qadar dengan zikir. Sedangkan tingkatan yang paling rendah adalah dengan melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah," ujar Kiai AMA yang dikutip dari laman MUI pada Sabtu (15/3/2025).

Sebagian orang mungkin menganggap bahwa salat Isya dan Subuh berjamaah adalah amalan yang sederhana. 

Namun, Kiai AMA menegaskan bahwa meskipun berada pada tingkatan paling dasar, salat berjamaah pada malam Lailatul Qadar tetap memiliki keutamaan yang besar. 

Bahkan, meskipun hanya melakukan amalan ini, seseorang tetap dianggap telah menghidupkan malam penuh kemuliaan tersebut.

"Orang yang melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah berarti dia telah menghidupkan Lailatul Qadar, meskipun pada tingkat yang paling rendah. Ini sudah dianggap sebagai penghidupan malam Lailatul Qadar," tegasnya.

Keutamaan menjalankan salat Isya dan Subuh berjamaah pada malam Lailatul Qadar juga diperkuat dengan beberapa hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh para ulama.

Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Asy-Syafi'i dalam Al-Umm, yang menyatakan:

Menghidupkan Lailatul Qadar bisa dengan melaksanakan salat Isya berjamaah dan bertekad untuk melaksanakan salat Subuh secara berjamaah."

Hadis ini menunjukkan bahwa menghadiri salat Isya berjamaah serta bertekad untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah sudah dianggap sebagai bentuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Selain itu, terdapat riwayat dari Imam Malik yang disampaikan oleh Ibnul Musayyib:

"Siapa yang menghadiri salat berjamaah pada malam Lailatul Qadar, maka ia telah mengambil bagian dari menghidupkan malam tersebut."

Hadis ini semakin menegaskan bahwa menghadiri salat berjamaah, khususnya pada malam Lailatul Qadar, merupakan salah satu cara untuk menghidupkan malam istimewa ini, meskipun tanpa menjalankan salat malam secara penuh.

Hadis lain dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Utsman bin Affan juga menegaskan keutamaan ini:

"Siapa yang menghadiri salat Isya berjamaah, maka baginya pahala salat separuh malam. Siapa yang melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah, maka baginya pahala salat semalam penuh."

Hadis ini secara jelas menunjukkan bahwa melaksanakan salat Isya dan Subuh berjamaah memberikan pahala yang luar biasa, setara dengan menghidupkan malam secara keseluruhan.

Kiai AMA juga mengingatkan bahwa setiap bentuk ibadah yang dilakukan dengan niat yang ikhlas akan dihargai oleh Allah SWT. 

Ia menegaskan bahwa meskipun seseorang tidak mampu menjalankan salat sunnah atau dzikir dalam waktu yang lama, minimal menghadiri salat Isya dan Subuh berjamaah sudah cukup sebagai usaha dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar.

"Meskipun tidak mampu untuk melakukan salat sunnah atau dzikir panjang, minimal kita menghadiri salat Isya berjamaah dan mengikuti Tarawih serta salat Subuh berjamaah selama Ramadan. 

Maka, kita sudah dianggap menghidupkan malam Lailatul Qadar meskipun kita tidak merasakannya langsung," jelas Kiai AMA.

Sumber: MUIsinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: