Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana, 31 Maret 2025

BeritaNasional.com - Perkembangan situasi dan penanganan bencana hingga (31/3/2025) menunjukkan dampak signifikan dari cuaca ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Hujan deras yang berlangsung selama beberapa hari mengakibatkan banjir di sejumlah daerah, termasuk Kabupaten Ngawi di Jawa Timur Kabupaten Kebumen di Jawa Tengah dan Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat.
1.Salah satu daerah yang mengalami dampak signifikan akibat cuaca ekstrem ini adalah Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur, di mana hujan deras yang mengguyur wilayah hulu Bengawan Madiun sejak Jumat (28/3) menyebabkan banjir di sejumlah desa. Air mulai meluap pada pukul 04.50 WIB, menggenangi jalan-jalan di beberapa kecamatan, terutama di bantaran Bengawan Madiun. Sebanyak lima kecamatan dengan total 15 desa terdampak oleh bencana ini.
Banjir melanda Kecamatan Kwadungan (Ds. Simo, Sumengko, Purwosari, Tirak, Dinden, Warukkalong, dan Kendung), Kecamatan Pangkur (Ds. Waruk Tengah, Pleset, Gandri, dan Ngompro), Kecamatan Ngawi (Ds. Mangunharjo), Kecamatan Padas (Ds. Bendo dan Banjaransari), serta Kecamatan Geneng (Ds. Kersikan).
Sebanyak 764 Kepala Keluarga (KK) terdampak akibat bencana ini, dengan rincian tertinggi di Desa Sumengko sebanyak 330 KK. Selain itu, banjir juga menyebabkan kerugian materiil berupa 764 unit rumah terdampak dan sekitar 93 hektar sawah terendam dengan tinggi muka air (TMA) berkisar antara 20 hingga 40 cm.
Dalam merespons kejadian ini, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BPBD Kabupaten Ngawi segera melakukan assessment dan koordinasi dengan perangkat desa setempat, serta memantau ketinggian air. Berbagai unsur terlibat dalam upaya penanganan bencana ini, termasuk TNI, POLRI, Satpol PP, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, BPBD, serta berbagai organisasi SAR dan relawan masyarakat.
Perkembangan pada Minggu (30/3), kondisi air mulai surut. Namun, beberapa wilayah seperti jalan raya di Desa Dinden dan Desa Kendung masih tergenang akibat permukaan tanah yang rendah serta drainase yang kurang lancar. Saat ini, tinggi muka air di daerah tersebut tercatat antara 10 hingga 15 cm.
Bencana ini masih berada dalam status Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi yang berlaku sejak 1 Desember 2024 hingga 31 Mei 2025. Pemerintah bersama berbagai pihak terus berupaya melakukan pemulihan dan membantu masyarakat yang terdampak.
2. Selain Kabupaten Ngawi, banjir juga melanda wilayah lain di Indonesia, termasuk Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, yang terdampak akibat hujan deras disertai angin kencang.
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi pada Jumat (27/3) sejak pukul 12.30 WIB hingga 24.00 WIB menyebabkan banjir di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Delapan kecamatan dengan total 17 desa dan 4 kelurahan terdampak akibat luapan air dan rusaknya beberapa tanggul.
Banjir melanda Kecamatan Kebumen (Ds. Sumberadi, Jatisari, Roworejo, Tanahsari, Kel. Kebumen), Kecamatan Sruweng (Ds. Karangjambu, Tanggeran, Kejawang), Kecamatan Karanganyar (Kel. Plarangan, Kel. Panjatan, Ds. Candi, Ds. Karangkemiri), Kecamatan Alian (Ds. Seliling, Krakal, Bojongsari, Surotrunan, Kambangsari), Kecamatan Adimulyo (Ds. Arjosari), Kecamatan Padureso (Ds. Merden), Kecamatan Rowokele (Ds. Pringtutul), serta Kecamatan Gombong (Kel. Gombong).
Sebanyak 1.762 Kepala Keluarga (KK) atau 5.826 jiwa terdampak akibat bencana ini, dengan 171 KK atau 244 jiwa harus mengungsi ke Gedung Serbaguna Desa Arjosari serta rumah saudara di Kelurahan Panjatan. Kerugian materiil meliputi 1.762 unit rumah terdampak, 6 tanggul jebol, serta tinggi muka air (TMA) berkisar antara 30 hingga 100 sentimeter
Dalam merespons kejadian ini, BPBD Kabupaten Kebumen segera berkoordinasi dengan pemerintahan setempat, melakukan evakuasi korban banjir, mendirikan pos lapangan, pos kesehatan, serta dapur umum untuk memenuhi kebutuhan dasar pengungsi.
3. Tidak hanya di Pulau Jawa, bencana banjir juga terjadi di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang mengalami luapan air akibat hujan deras pada Sabtu (29/3) pukul 15.32 WITA hingga 17.00 WITA menyebabkan banjir. Akibatnya, sejumlah wilayah terdampak dengan kondisi yang bervariasi.
Banjir melanda Kecamatan Monta (Ds. Simpasai), Kecamatan Woha (Ds. Pandai), dan Kecamatan Lambu (Ds. Rato, Ds. Kaleo, dan Ds. Montabaru). Sebanyak 650 Kepala Keluarga (KK) terdampak, dengan rincian terbanyak di Desa Sumi yang mencapai 394 KK. Selain itu, 650 unit rumah terdampak, serta beberapa akses jalan provinsi dan nasional juga mengalami gangguan.
Banjir di Desa Simpasai dan Desa Pandai mulai surut dengan tinggi muka air (TMA) sekitar 20–50 cm pada Minggu (30/3). Di Desa Rato dan Desa Sumi, air sudah sepenuhnya surut, dan warga melakukan pembersihan tanpa perlu mengungsi. Hal serupa terjadi di Desa Kaleo dan Desa Monta Baru, di mana warga kini berupaya menyelamatkan sisa panen bawang.
Pasca-banjir, pemerintah setempat mendistribusikan air bersih kepada warga terdampak untuk memastikan kebutuhan dasar tetap terpenuhi. Upaya pemulihan terus dilakukan agar kondisi segera kembali normal.
Meskipun kondisi di beberapa wilayah mulai berangsur pulih, BNPB tetap mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana lanjutan yang dapat terjadi akibat cuaca ekstrem. Selain itu, masyarakat diminta untuk segera melaporkan kejadian bencana kepada pihak berwenang guna mempercepat upaya penanganan dan bantuan.
9 bulan yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 10 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu