Diversifikasi Pasar Ekspor Penting untuk Menghadapi Perang Tarif

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 30 April 2025 | 02:30 WIB
Trump berlakukan tarif AS (Foto/X Donald J Trump)
Trump berlakukan tarif AS (Foto/X Donald J Trump)

BeritaNasional.com - Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM) Sekar Utami menekankan pentingnya percepatan diversifikasi pasar ekspor sebagai langkah antisipasi menghadapi dampak ketidakpastian global yang dipicu perang tarif antara Amerika Serikat dan China.

"Perusahaan manufaktur Indonesia selama ini sangat bergantung pada pasar ekspor utama seperti AS dan China. Ketika terjadi perubahan kebijakan tarif atau perlambatan permintaan di negara-negara tersebut, sektor ini langsung terkena imbas," ujar Sekar.

Ketegangan dagang dua ekonomi terbesar dunia itu, menurut dia, telah meningkatkan risiko perlambatan pertumbuhan perdagangan internasional, yang berdampak langsung pada sektor ekspor Indonesia.

Sektor yang paling rentan, menurutnya, antara lain industri manufaktur berbasis ekspor seperti tekstil, alas kaki, elektronik, serta komoditas primer seperti kelapa sawit, karet, dan hasil perikanan.

Ketergantungan tinggi pada pasar tradisional, lanjut dia, membuat pelaku usaha kurang fleksibel dalam merespons dinamika global.

Guna mengurangi kerentanan tersebut, Sekar mendorong pemerintah mempercepat perluasan akses ekspor ke pasar nontradisional di kawasan Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.

Diversifikasi tersebut, disebutkan Sekar, penting agar ekspor Indonesia tidak mudah terguncang oleh kebijakan dagang negara mitra utama.

Tak hanya itu, Sekar juga menekankan perlunya insentif fiskal untuk sektor ekspor, kemudahan pembiayaan, serta peningkatan kualitas dan efisiensi logistik nasional agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar global.

"Pendampingan teknis dan dukungan promosi ekspor kepada UMKM juga menjadi krusial untuk memperluas basis eksportir baru yang lebih resilien terhadap dinamika global," ujar dia.

Sekar menilai sinergi kebijakan antara pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menjadi krusial di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

Dari sisi BI, stabilitas nilai tukar rupiah harus terus dijaga dengan kebijakan suku bunga yang responsif dan intervensi terukur di pasar valuta asing serta surat berharga.

Sumber: Antara
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: