Sertifikat Micro-Credentials Dorong Karier dan Gaji Lebih Tinggi di Indonesia

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 01 Mei 2025 | 11:00 WIB
Ilustrasi pekerja. (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi pekerja. (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Tren rekrutmen berbasis keterampilan di Indonesia mengalami lonjakan signifikan. Data terbaru dari Micro-Credentials Impact Report 2025 yang dirilis oleh Coursera menunjukkan bahwa seluruh perusahaan di Indonesia, 100% sudah mulai mengadopsi atau mempertimbangkan sistem rekrutmen yang mengedepankan kompetensi, bukan sekadar ijazah.

Laporan ini juga menyoroti peran penting sertifikat micro-credentials dalam mengisi kesenjangan talenta digital. Sebanyak 97% perusahaan di Indonesia tercatat sudah mempekerjakan kandidat yang memiliki sertifikasi semacam ini.

Menariknya, mayoritas dari mereka kini lebih memilih kandidat yang mengantongi sertifikasi di bidang Generative AI (GenAI) ketimbang yang tidak, sekalipun kandidat tersebut memiliki pengalaman kerja lebih lama.

“Perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan jelas menunjukkan bahwa micro-credentials bukan lagi sekedar tambahan melainkan menjadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh para pelajar yang ingin siap terjun ke dunia kerja,” ujar Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific Coursera.

GenAI Jadi Daya Tarik Utama dalam Rekrutmen Talenta Muda

Khusus di Indonesia, keterampilan di bidang GenAI menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan rekrutmen. Tak kurang dari 99% perusahaan menyatakan bahwa universitas harus mulai mempersiapkan lulusan dengan keahlian ini.

Bahkan, 87% di antaranya lebih memilih kandidat dengan sertifikasi GenAI meski kurang berpengalaman, dibanding kandidat berpengalaman tapi tidak memiliki sertifikat tersebut.

Lebih jauh lagi, 96% perusahaan siap memberikan gaji awal yang lebih tinggi bagi pelamar yang memiliki micro-credentials. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi secara global.

“Seiring dengan perubahan besar di berbagai industri akibat hadirnya Generative AI (GenAI), perusahaan kini mencari bukti keterampilan yang benar-benar bisa diverifikasi, yang diberikan melalui sertifikasi yang sesuai kebutuhan industri ini,” tambah Eklavya.

Dari sisi efisiensi, sertifikasi micro-credentials dinilai mampu memangkas waktu dan biaya orientasi bagi karyawan baru. Sebanyak 96% perusahaan melaporkan manfaat ini secara langsung.

Bahkan, 93% dari mereka mencatat penghematan biaya pelatihan di tahun pertama, dengan sebagian besar berhasil mengurangi biaya hingga 20%.

Dalam konteks pelatihan internal, 96% perusahaan di Indonesia menyatakan siap memanfaatkan program micro-credentials untuk meningkatkan kapasitas karyawan mereka yang sudah ada.

Perubahan di Dunia Pendidikan Tinggi

Transformasi ini juga selaras dengan arah kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia. Pemerintah semakin mendorong pengakuan kredit akademik untuk program sertifikasi profesional, termasuk yang disediakan oleh Coursera. Hal ini membuka peluang integrasi antara pendidikan formal dan pelatihan industri.

Mahasiswa pun mulai merespons perubahan ini. Sebanyak 87% pelajar di kawasan Asia Pasifik tertarik mengikuti program gelar jika program tersebut menyertakan micro-credentials yang diakui sebagai kredit akademik.

Sementara itu data Coursera juga menunjukkan bahwa 1 dari 3 mahasiswa di kawasan APAC sudah memiliki micro-credential. Kemungkinan pelajar untuk mendaftar ke program gelar meningkat drastis, dari 38% menjadi 90%, jika program tersebut menawarkan sertifikasi resmi terutama di bidang GenAI atau yang dapat dikonversi menjadi kredit akademik.

Sebanyak 87% mahasiswa yakin bahwa micro-credentials akan membantu mereka meraih sukses di dunia kerja.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: