Pemerintah Diminta Bersama Fokus Ciptakan Lapangan Kerja Masyarakat yang Alami PHK

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Rabu, 07 Mei 2025 | 09:00 WIB
Pekerja berjalan saat jam berangkat kerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. (BeritaNasional.com/Oke Atmaja)
Pekerja berjalan saat jam berangkat kerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta. (BeritaNasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Pemerintah diminta untuk tidak terlalu banyak berkonsentrasi terhadap masalah PHK. Saat ini yang sangat dibutuhkan adalah bahu-membahu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang mengalami PHK.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan penciptaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) jauh lebih penting untuk dipikirkan, dibandingkan dengan isu angka PHK pada 2025.

Gelombang PHK tidak hanya terjadi di Indonesia tapi juga di Singapura. Salah satu bank besar di Singapura juga berencana untuk mengurangi 4 ribu tenaga kerja dalam beberapa waktu ke depan.

"Persoalannya bagaimana yang PHK, bisa dapat kerja lagi. Itu sebenarnya yang kita harus siapkan. Jadi kita terlalu banyak konsentrasi di PHK, tapi lupa bagaimana menciptakan lapangan kerja. Itu yang jauh lebih penting lagi," ujar Bob di Jakarta. 

Ia menyebut PHK merupakan persoalan yang kompleks dan tidak bisa dilihat dari satu sisi saja. Masalah perekonomian yang menjadi salah satu penyumbang PHK, sudah terjadi sejak 2019 sebelum terjadi pandemi Covid-19

"Bukan baru lagi, dan juga implikasi ada perang dagang dan juga perang Ukraina dan Rusia. Jadi banyak faktor, tidak hanya terjadi di Indonesia, di negara lain juga sama," imbuhnya.

Melansir Antara, Selasa (6/5/2025) angka PHK di Indonesia untuk periode Januari hingga akhir April 2025 yang mencapai 24.036 pekerja.

Untuk tiga provinsi terbanyak PHK yakni Jawa Tengah sebanyak 10.692 orang, Jakarta 4.649 orang, dan Riau sebanyak 3.546 orang.

Sedangkan tiga sektor terbanyak PHK yakni industri pengolahan sebanyak 16.801 orang, perdagangan besar dan eceran 3.622 orang, serta aktivitas jasa lainnya 2.012 orang. (Antara).sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: