Perpres dari Prabowo Jadi Kunci Proyek PLTSa Jakarta untuk Dukung Giant Sea Wall

Oleh: Lydia Fransisca
Senin, 16 Juni 2025 | 19:40 WIB
Pedagang melintas di depan mural dengan tema peringatan 500 tahun Jakarta di Jalan Bukit Duri, Jakarta, Sabtu (14/6/2025).(Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Pedagang melintas di depan mural dengan tema peringatan 500 tahun Jakarta di Jalan Bukit Duri, Jakarta, Sabtu (14/6/2025).(Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menunggu Peraturan Presiden (Perpres) terkait pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Jakarta.

Seperti diketahui, Pramono menyebut bahwa listrik yang dihasilkan dari pengolahan sampah di PLTSa tersebut nantinya akan digunakan untuk mendanai proyek tanggul laut Giant Sea Wall.

“Kami menunggu Perpres dari pemerintah pusat. Tapi prinsipnya, seperti juga arahan Bapak Presiden, apakah nanti PLTSa-nya lima atau empat, Jakarta siap untuk itu,” kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota, Senin (16/6/2025).

Lebih lanjut, Pramono menjelaskan bahwa listrik dari PLTSa akan dijual ke PLN, dan hasil penjualannya akan digunakan untuk membiayai pembangunan Giant Sea Wall.

“Listriknya nanti siapa yang akan membeli? Tentunya akan disalurkan melalui PLN,” ujar Pramono.

Ia juga menegaskan bahwa teknologi PLTSa sudah umum digunakan di berbagai negara, sehingga tidak memerlukan tipping fee seperti proyek Intermediate Treatment Facility (ITF) sebelumnya.

“Dulu persoalannya harus ada tipping fee, tapi sekarang tidak lagi diperlukan. Karena dengan teknologi saat ini, generator atau PLTSa tidak lagi membutuhkan teknologi yang sangat canggih seperti dulu,” jelas Pramono.

“Ini sudah menjadi teknologi menengah, yang bisa digunakan oleh semua orang. Dengan pengalaman dari Singapura, Hanoi, dan terutama di Tiongkok, maka PLTSa di Jakarta ataupun di Indonesia kini bisa dijalankan dengan baik,” sambungnya.

Sebelumnya, Pramono juga menyatakan bahwa DKI Jakarta tengah membangun empat unit PLTSa. Menurutnya, setiap 2.500 ton sampah per hari bisa menghasilkan hingga 1.500 megawatt listrik.

“Sampah yang ada di Bantargebang jumlahnya sekitar 55 juta ton. Kita sedang bangun empat PLTSa. Satu PLTSa per hari mengolah 2.500 ton sampah, yang menghasilkan sekitar 1.500 megawatt listrik,” ujarnya dalam acara Jakarta Future Festival di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Pramono menambahkan, pembangunan PLTSa juga diharapkan bisa menyelesaikan persoalan sampah dan polusi udara di Jakarta.

“Jakarta bisa memenuhi kebutuhan listriknya dari PLTSa. Dengan begitu, sumber polusi saat ini bisa kita kurangi. Persoalan sampah selesai, kebutuhan listrik terpenuhi, polusi berkurang, dan ada pemasukan untuk Jakarta,” kata Pramono.

“Nah, revenue inilah yang sebagian akan kami gunakan untuk membiayai proyek Giant Sea Wall,” pungkasnya.sinpo

Editor: Imant. Kurniadi
Komentar: