Pemerintah Bakal Relokasi Korban Longsor Purwakarta, Siapkan Hunian Tetap dan Bantuan Penuh

Oleh: Tarmizi Hamdi
Jumat, 20 Juni 2025 | 10:00 WIB
Menko PMK Pratikno memberikan sambutan saat  menghadiri PAS 2025 di Singapura, Senin. (BeritaNasional/HO/Oke Atmaja)
Menko PMK Pratikno memberikan sambutan saat menghadiri PAS 2025 di Singapura, Senin. (BeritaNasional/HO/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Pemerintah memutuskan untuk segera merelokasi hunian bagi para korban bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 

Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan akan menyiapkan skema bantuan komprehensif untuk pembangunan rumah baru.

Keputusan penting ini diambil setelah tim gabungan yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meninjau langsung lokasi bencana pada Kamis (19/6/2025). 

Turut hadir dalam peninjauan tersebut Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya, serta Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti.

"Perlu dilakukan relokasi tempat tinggal karena menurut keadaan geologi tidak lagi aman ditempati. Tidak ada pembangunan hunian sementara, langsung nantinya menjadi hunian tetap. Selain relokasi rumah, kita juga relokasi fasilitas umum, terutama jalan," tegas Pratikno seusai meninjau posko pengungsian di Gedung Serbaguna Desa Pasir Munjul, Sukatani, Purwakarta.

Kepala PVMBG Hadi Wijaya membenarkan keputusan relokasi tersebut mengingat perluasan area pergerakan tanah yang signifikan. 

"Sementara sudah final, jadi dari 2 hektare menjadi 10 hektare. Harus direlokasi sepenuhnya," jelas Hadi. 

PVMBG akan menentukan zona aman untuk lokasi relokasi, baik secara terpusat maupun mandiri.

Saat ini, sebagian besar korban memilih mengungsi secara mandiri di rumah kerabat. Meski demikian, Menko PMK Pratikno memastikan bahwa seluruh kebutuhan dasar pengungsi tetap terpenuhi berkat koordinasi antara BNPB, Kemensos, dan pemerintah daerah. 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menambahkan bahwa relokasi bisa dilakukan terpusat atau mandiri di lahan pribadi, asalkan titiknya telah dinyatakan aman oleh PVMBG. 

"Kalau mereka menginginkan relokasi mandiri tunjukkan tanahnya, tanahnya aman dari Badan Geologi, maka kita segera akan bangun. Jadi, mudah-mudahan proses ini bisa lebih cepat," kata Suharyanto.

Bantuan Pembangunan dan Logistik dari Kemensos

Dukungan penuh untuk relokasi juga datang dari Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono. Ia memastikan Kemensos akan terlibat aktif dalam tahap pemulihan pascabencana, khususnya dalam pembangunan rumah warga terdampak. 

"Rusak berat kita akan membantu sekitar Rp 20 juta, rusak sedang Rp 10 juta. Yang ringan sekitar Rp 1 juta–Rp 5 juta," ungkap Agus.

Tidak hanya bantuan pembangunan rumah, Kemensos juga akan membantu perlengkapan rumah senilai Rp 3 juta per hunian setelah rumah terbangun. 

"Jadi Kemensos akan terlibat aktif dalam proses pembangunan rumah termasuk isiannya," tambahnya.

Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti juga berkomitmen untuk pemulihan infrastruktur dasar, termasuk pembangunan jalan dan jembatan pengganti guna menjamin konektivitas warga.

Bantuan Telah Tersalurkan, Pengungsi Bersyukur

Hingga saat ini, bantuan logistik kedaruratan dari Kemensos telah tersalurkan dengan total nilai Rp 254,9 juta. 

Bantuan tahap pertama senilai Rp 21,6 juta berupa kidsware, selimut, terpal, dan penjernih air. Tahap kedua senilai Rp 233,3 juta mencakup perlengkapan dapur umum, tenda, kasur, makanan siap saji, lauk pauk, sandang dewasa dan anak, family kit, selimut, serta kidsware. Selain itu, Kemensos juga menyalurkan 100 paket sembako senilai Rp 21 juta.

Sebanyak 69 rumah dilaporkan mengalami kerusakan berat. Tidak ada warga yang bertahan di lokasi bencana, dengan total 83 kepala keluarga (KK) atau 256 jiwa mengungsi. 

Dari jumlah tersebut, 145 jiwa (47 KK) mengungsi di rumah kerabat, sementara 111 jiwa (36 KK) lainnya mengungsi di Gedung Serbaguna Desa Pasir Munjul, Sukatani.

Hasanah (41), salah seorang pengungsi dari Kampung Sukamulya, Desa Pasir Munjul, merasa bersyukur atas evakuasi dan fasilitas yang layak di posko pengungsian.

"Alhamdulillah, tenang sekarang di sini. (Fasilitas) air dan permakanan lancar. Terima kasih atas kunjungan dan bantuannya, mudah-mudahan cepat direlokasi, pindah ke tempat yang layak," ujarnya.

Bencana tanah longsor pertama kali terjadi pada Minggu (20/6/2025), disusul pergerakan tanah tambahan hingga terakhir pada 13 Juni pukul 08.00 WIB. 

Pemicu bencana ini antara lain curah hujan tinggi, lereng curam tanpa vegetasi memadai, serta sistem drainase yang tidak optimal. 

Lokasi terdampak meliputi Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, yang berada dalam zona kerentanan gerakan tanah kategori menengah.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: