Angka Kematian Jemaah Haji Meningkat Jadi 418 Orang, Sakit Jantung Jadi Penyebab Utama

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 02 Juli 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi jemaah haji. (Foto/Pixabay)
Ilustrasi jemaah haji. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kematian jemaah haji mencapai 418 orang pada hari ke-60 pelaksanaan ibadah haji. 

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi Mohammad Imran menjelaskan ibadah haji merupakan kegiatan massal yang sangat menantang fisik. 

"Ibadah haji merupakan kegiatan pengumpulan massa terlama dan terberat bagi kaum muslimin dari sisi aktivitas fisik ibadahnya," kata Imran yang dikutip dari Antaranews pada Rabu (2/7/2025).

Dia menjelaskan bahwa jumlah kematian tahun ini lebih tinggi daripada sebelumnya. Penyakit jantung menjadi penyebab utama kematian jemaah di Arab Saudi. Misalnya, syok kardiogenik dan gangguan jantung iskemik akut, serta sindrom gangguan pernapasan akut pada orang dewasa. 

Angka ini, menurut Imran, didapatkan dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) per 30 Juni 2025 pukul 16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

"Meningkatnya jemaah haji yang meninggal dunia merupakan pertanda bahaya bagi semuanya, sehingga perlu dipastikan bahwa setiap jemaah yang berangkat benar-benar memenuhi kriteria istitha’ah kesehatan," paparnya.

Karena itu, Kemenkes mendorong adanya pengetatan dalam penentuan kemampuan kesehatan atau istitha'ah bagi calon jemaah.

Kemenkes telah mengatur istitha'ah kesehatan jemaah haji melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/508/2024. 

Aturan ini menjelaskan berbagai kriteria yang harus dipenuhi melalui pemeriksaan fisik, kognitif, kesehatan mental, serta kemampuan melakukan aktivitas keseharian.

Diharapkan, implementasi istitha'ah kesehatan yang ketat dapat menyaring calon jemaah berisiko tinggi atau dengan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan untuk menjalani ibadah haji yang berat secara fisik. 

"Tujuannya adalah mengurangi beban pada sistem layanan kesehatan di Tanah Suci dan yang terpenting menyelamatkan jiwa," kata Imran.

Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk Kementerian Agama (Kemenag), pemerintah daerah, alim ulama, dan masyarakat. 

"Pemerintah Indonesia juga perlu diberikan kemudahan dalam legalitas operasional layanan kesehatan haji selama di Arab Saudi. Persoalan penyelenggaraan kesehatan haji adalah tanggung jawab bersama," tambahnya.

Sorotan dari Arab Saudi

Sementara itu, Wakil Menteri Haji Arab Saudi Abdul Fatah Mashat mengungkapkan bahwa tingginya angka kematian dan kesakitan pada jemaah haji Indonesia menjadi sorotan khusus bagi Kementerian Haji Arab Saudi, terutama menjelang puncak ibadah haji.

"Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik pada masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan," kata Abdul.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: