Imbas Isu Beras Oplosan, Omzet Pedagang di Pasar Induk Cipinang Anjlok

Oleh: Bachtiarudin Alam
Selasa, 12 Agustus 2025 | 11:00 WIB
Ombudsman RI telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). (Foto/Ombudsman)
Ombudsman RI telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC). (Foto/Ombudsman)

BeritaNasional.com - Ombudsman RI telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, untuk memantau kondisi perdagangan beras imbas polemik beras “oplosan” yang diusut kepolisian pada Senin (11/8/2025).

Dari hasil sidak, ditemukan adanya penurunan signifikan omzet pedagang beras di PIBC. Penurunan penjualan mencapai 20–50 persen sejak isu beras oplosan mencuat di publik.

“Dari keterangan pedagang, misalnya mereka biasanya menjual 15–20 ton beras per hari, namun saat ini hanya 6–10 ton beras per hari,” kata Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika, dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025).

Yeka juga menyampaikan data dari Pengelola Pasar Induk Beras Cipinang. Perbandingan in–out beras di PIBC antara periode 1–10 Juli 2025 dan 1–10 Agustus 2025 menunjukkan penurunan beras yang masuk sebesar 22,97 persen dan yang keluar 20,84 persen.

Dari sisi harga, kata Yeka, Ombudsman RI menemukan terjadi kenaikan harga beras di PIBC. Harga jual termurah Rp13.150 dan harga termahal Rp14.760. Rata-rata kenaikan harga beras sebesar Rp200 dalam dua minggu terakhir.

Dampak dari penurunan penjualan juga dirasakan oleh tenaga kerja di sektor bongkar muat. Berdasarkan data Koperasi Jasa Pekerja Bongkar Muat PIBC, dari sekitar 1.200 anggota, sebanyak 80 persen tidak bekerja karena menurunnya volume pembelian beras di pasar induk tersebut.

“Situasi ini memerlukan perhatian serius pemerintah. Perlindungan terhadap konsumen harus berjalan beriringan dengan perlindungan terhadap keberlangsungan pelaku usaha dan pekerja,” ujar Yeka.

Hasil temuan ini akan ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi bersama kementerian dan lembaga terkait, guna mencari solusi agar pasar kembali bergairah sekaligus memastikan perdagangan beras tetap transparan dan sesuai ketentuan.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: