Suplai Dolar Membaik Topang Stabilitas Rupiah

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 18 September 2025 | 09:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mencatat bahwa suplai atau ketersediaan dolar di pasar domestik kian membaik, sehingga mendukung upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Ia menilai, kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) yang tertuang dalam PP Nomor 8 Tahun 2025 efektif mendorong eksportir mengonversi dolarnya ke rupiah. Masuknya dolar hasil ekspor ke dalam negeri turut memperbaiki pasokan valas di pasar domestik.

“Konversi yang terjadi itu sudah mencapai sekitar 87%. Jadi, artinya para eksportir yang membawa dolarnya, dia convert ke rupiah. Dan ini kami juga bisa merasakan di pasar di mana suplai dari dolarnya itu sudah makin membaik,” kata Destry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.

Selain itu, Destry juga mencatat penempatan pada instrumen Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) meningkat sehingga saat ini berada pada posisi 4,4 miliar dolar AS.

Instrumen Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) juga naik 100 juta dolar AS dalam sebulan terakhir, sehingga saat ini mencapai 522 juta dolar AS.

Destry juga menyoroti capaian transaksi mata uang lokal (local currency transaction/LCT) yang mencapai 16,4 miliar dolar AS per Agustus 2025, melampaui sepanjang 2024 dengan total sebesar 12,5 miliar dolar AS. Potensi kenaikan LCT hingga akhir tahun dinilai masih terbuka lebar.

“Kita masih ada waktu empat bulan, September, Oktober, November, dan Desember. Peluang dari LCT untuk naik itu semakin besar, sehingga ini juga menyebabkan mata uang yang berada di market ini akan menjadi lebih balance nantinya,” kata dia.

Dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia optimistis suplai dolar di pasar semakin seimbang. Destry menegaskan bahwa bank sentral juga akan tetap menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi di spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), Non-Deliverable Forward (NDF), maupun pasar Surat Berharga Negara (SBN) melalui pembelian di pasar sekunder.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan posisi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik dan mendukung ketahanan eksternal.

Neraca perdagangan Juli 2025 mencatat kenaikan surplus menjadi sebesar 4,2 miliar dolar AS, didukung ekspor komoditas pertanian dan produk manufaktur yang diprakirakan mendorong defisit transaksi berjalan triwulan III 2025 tetap rendah.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial diprakirakan juga tetap terkendali, ditopang oleh investasi langsung dan berlanjutnya surplus investasi portofolio.

Pada triwulan III 2025 (hingga 15 September 2025), investasi portofolio ke SBN tercatat net inflows sebesar 432 juta dolar AS, melanjutkan net inflows ke SBN pada triwulan II 2025 sebesar 1,6 miliar dolar AS.

Posisi cadangan devisa pada akhir Agustus 2025 tercatat sebesar 150,7 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Antara)

 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: