Fredy Pratama Hilang dari Situs Red Notice Interpol, Ini Penjelasan Hubinter Polri

BeritaNasional.com - Buronan gembong narkoba internasional Fredy Pratama namanya tiba-tiba hilang tidak tercantum dalam daftar red notice Interpol. Padahal buronan Bareskrim Polri itu dalam beberapa waktu masih tersemat.
Diketahui dalam situs Interpol tercatat bahwa Fredy Pratama lahir pada 25 Juni 1985 di Banjarmasin berjenis kelamin laki-laki. Dengan foto terlihat memiliki rambut hitam panjang mengenakan kaos berwarna biru.
Fredy tercantum dalam red notice Interpol bersama tujuh orang lainnya, yakni Pietruschka Evelina Fadil (64), Pietruschka Manfred Armin (66), Mendomba Randy (49), Kurniawan Edo (40), Daschbach Richard Jude (88), Nugroho Sofyan Iskandar (57), dan Djatmiko Febri Irwansyah (43).
Atas tidak adanya nama Fredy, Sekretariat National Central Bureau Interpol (Ses NCB Interpol), Brigjen Pol Untung Widyatmoko menjelaskan bahwa daftar buronan yang masuk dalam red notice Interpol terbagi dalam dua macam.
"Dalam Red Notice Interpol memang ada dua tipe,” kata Untung saat dikonfirmasi Rabu (1/10/2025).
Untung menjelaskan secara terperinci, ada buronan berstatus res notice yang ditampilkan untuk publik dan buronan yang hanya ditampilkan untuk aparat penegak hukum saja yang dalam hal ini Fredy.
“Satu published for public dan kedua published for law enforcement only," terangnya.
Diketahui, Fredy Pratama merupakan warga negara Indonesia yang bermukim dan mengendalikan peredaran narkoba dari Thailand. Fredy telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2014 sebagai gembong narkoba yang beroperasi di 14 provinsi
Dalam upaya menangkap Fredy, Polri membentuk tim yang diberi sandi dengan nama Operasi Escobar. Sejak September hingga Juli 2024, kurang lebih 65 tersangka jaringan Fredy Pratama sudah ditangkap.
Mereka tidak hanya dijerat pasal terkait peredaran narkoba, tapi juga tindak pidana pencucian uang (TPPU) di mana jaringan ini untuk perputaran uang mencapai Rp 56 triliun.
Seperti pengungkapan terbaru jaringan narkoba yang berhasil diungkap di Kalimantan Selatan sebagai operator peredaran narkoba wilayah Jakarta, Surabaya, dan Bali. Di sana polisi berhasil menangkap sebanyak lima tersangka kaki tangan Fredy Pratama.
GAYA HIDUP | 22 jam yang lalu
OLAHRAGA | 15 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 23 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu