Menag Nasaruddin Umar: Jaga Marwah Pesantren, Hindari Narasi yang Menstigma

BeritaNasional.com - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengimbau seluruh pihak untuk menjaga marwah pondok pesantren dan menghindari narasi yang dapat menimbulkan stigma negatif. Ia menegaskan, pesantren telah berabad-abad menjadi bagian penting dalam sejarah dan peradaban bangsa Indonesia.
Menurut Menag, pesantren merupakan benteng moral bangsa yang telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, dan tokoh nasional. Ia mengajak masyarakat untuk memahami pesantren secara utuh, baik secara historis maupun kultural.
“Saya merasa sangat kaget dan prihatin dengan pemberitaan yang menempatkan pesantren secara negatif. Sekian ratus tahun pondok pesantren berkiprah mendidik manusia Indonesia agar menjadi masyarakat yang beradab, hingga mengkristal dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujar Menag di Jakarta, Kamis (16/10/2025).
“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi pusat pembentukan moral, karakter, dan kemanusiaan. Mari bersama menjaga marwahnya,” sambungnya.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag sebagai respons atas tayangan salah satu program Trans Media yang dinilai menyinggung kehidupan santri. Tayangan itu memuat narasi satir, di antaranya menyebut bahwa “santri minum susu saja harus jongkok.” Potongan tayangan itu menuai kritik luas karena dianggap melecehkan tradisi kesantunan pesantren dan merendahkan penghormatan santri kepada kiai.
Gelombang protes pun datang dari berbagai kalangan masyarakat dan komunitas pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lirboyo. Mereka mendesak pihak stasiun televisi untuk menarik tayangan tersebut, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, serta melakukan klarifikasi langsung kepada para pengasuh pesantren. Pihak Trans Media kemudian telah menyampaikan permohonan maaf secara terbuka kepada publik dan kepada para kiai Pesantren Lirboyo.
Menag Nasaruddin menilai, tradisi memaafkan merupakan bagian kuat dari budaya pesantren. Ia meyakini para kiai dan santri akan memaafkan kejadian tersebut.
“Ya, saya kira itu yang sangat penting buat kita. Mudah-mudahan ini pembelajaran buat kita semuanya,” ungkapnya.
Menag juga menyampaikan bahwa dirinya akan bertolak ke Jawa Timur untuk bersilaturahmi dengan sejumlah pondok pesantren.
“Saya hari ini akan ke Jawa Timur juga untuk bertemu dengan beberapa pondok pesantren,” pungkasnya.
Lebih lanjut, Menag menuturkan bahwa pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter dan keadaban sosial. Ia menegaskan jasa pesantren bagi bangsa Indonesia tidak bisa disepelekan.
“Kalau mata hati kita melihat, apa yang terjadi di pondok pesantren sekarang ini justru hal yang berkebalikan dari citra negatif. Ada peningkatan yang sangat tajam, orang memasukkan anaknya ke pondok pesantren,” sebutnya.
“Tradisi pesantren mengajarkan kesantunan murid kepada kiai. Dari situ lahir budaya hormat anak kepada orang tua, yang kemudian berimbas pada rakyat yang berbakti kepada pemimpinnya,” jelasnya.
Ia menambahkan, keseimbangan antara rakyat yang santun dan pemimpin yang berwibawa merupakan cerminan nilai-nilai luhur yang tumbuh di lingkungan pesantren.
“Di mana ada rakyat yang santun, di sana biasanya ada pemimpin yang berwibawa. Dan di mana ada pemimpin yang berwibawa, di sana ada rakyat yang santun. Suasana kebatinan seperti inilah yang dibentuk oleh pondok pesantren,” tutup Menag.
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 14 jam yang lalu
EKBIS | 22 jam yang lalu
OLAHRAGA | 16 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu