Agresi Israel Hancurkan 212 Sekolah di Gaza

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 31 Maret 2024 | 08:00 WIB
Israel hancurkan berbagai bangunan di Gaza (Foto/Gaza Now)
Israel hancurkan berbagai bangunan di Gaza (Foto/Gaza Now)

Indonesiaglobe.id - Aksi pengeboman besar-besaran terhadap Gaza oleh Israel telah mengakibatkan hancurnya 212 sekolah di daerah kantong pesisir tersebut. Hal ini menurut analisis yang bermitra dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Citra satelit menunjukkan bahwa setidaknya 53 sekolah telah "hancur total" sejak konflik pecah pada 7 Oktober 2023, seiring dengan peningkatan serangan hampir 9 persen terhadap fasilitas sekolah sejak pertengahan Februari, sebagaimana dilaporkan oleh dana anak-anak PBB (UNICEF), Education Cluster, dan Save the Children.

"Tingginya tren serangan terhadap fasilitas sekolah telah memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah sangat buruk di Gaza di tengah "bombardir intensif Israel dari udara, darat, dan laut di sebagian besar wilayah Jalur Gaza," kata penulis laporan tersebut.

Dari 563 gedung sekolah di Gaza, 165 dari 212 gedung yang terhantam langsung berada di wilayah yang oleh militer Israel diperuntukkan sebagai lokasi evakuasi.

Data menunjukkan bahwa 62 sekolah di Kegubernuran Khan Younis bagian selatan menjadi sasaran langsung, begitu pula 14 sekolah di Kegubernuran Wilayah Tengah, 94 sekolah di Kegubernuran Gaza, dan 42 sekolah di Kegubernuran Gaza Utara, yang merupakan daerah terdampak paling parah hingga saat ini, dengan 86,2 persen gedung sekolah dihantam langsung atau rusak.

Menurut laporan tersebut, lebih dari satu sekolah dari dua lingkungan sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) juga telah diserang sejak Oktober tahun lalu.

Dikutip dari Antara, serangan tersebut bersamaan dengan gedung-gedung pemerintahan yang menjadi target penembakan Israel atau selama operasi darat Israel.

"Tidak ada pendidikan sama sekali di Gaza selama hampir enam bulan," ungkap UNRWA pada Rabu setelah publikasi laporan yang bermitra dengan PBB itu, yang menyebutkan lebih dari 625.000 siswa dan 22.000 guru masih dalam masa masuk sekolah sebelum 7 Oktober tahun lalu.

Temuan tambahan yang diperoleh dari citra satelit dan sumber lain "memberikan bukti penggunaan sekolah oleh militer" yang dilakukan Pasukan Keamanan Israel "sejak awal eskalasi."

Laporan itu juga menyoroti bahwa sejak 7 Oktober, lebih dari 320 gedung sekolah telah digunakan sebagai tempat penampungan oleh para pengungsi. 

 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: