Terumbu Karang Memutih, Apa Penyebabnya?

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 18 April 2024 | 09:00 WIB
Terumbu karang memutih (Foto/Pixabay)
Terumbu karang memutih (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pemutihan karang terjadi di seluruh dunia. Bahkan tidak sedikit karang yang mati akibat dampak buruk dari rekor panas laut baru-baru ini.

Pusat Maritim dan Atmosfer Nasional (NOAA) Amerika Serikat menyebut, memanasnya air laut memicu peristiwa pemutihan karang massal global keempat.

Pemutihan karang terjadi ketika air laut terlalu panas sehingga membuat karang ‘stres’ dan warnanya yang awalnya warna-warni berubah menjadi putih.

Seperti diketahui, karang menjadi tumpuan bagi kehidupan laut dan industri perikanan. Setiap tahunnya, terumbu karang menghasilkan pendapatan mencapai triliunan dolar.

Sudah berbulan-bulan catatan menunjukkan pecahnya rekor panas laut, tetapi memutihnya terumbu karang ini adalah bukti global pertama tentang bagaimana peristiwa ini mempengaruhi kehidupan laut.

Dikutip dari BBC Indonesia, NOAA AS mengonfirmasi situasi ‘stres massal’ di seluruh samudera (Atlantik, Pasifik, dan Hindia) setelah berminggu-minggu menerima laporan dari banyak ilmuwan di penjuru dunia.

Karang yang memutih bisa tampak elok dari lensa foto. Namun, para ilmuwan yang melakukan penyelaman demi meneliti terumbu karang dari jarak dekat berkata karang-karang itu jelas-jelas sakit dan membusuk. Banyak ilmuwan di AS, Australia, Kenya, dan Brasil menyuarakan kekecewaan dan kemarahan mereka saat melihat karang yang mereka cintai terancam atau terbunuh oleh lautan yang memanas.

Tanda-tanda peringatan dini terlihat tahun lalu di Karibia saat orang-orang yang berenang menyebut air di lepas Pantai Florida sama hangatnya dengan bak mandi air panas.

Panas itu kemudian berpindah ke belahan bumi selatan. Sekarang, panas laut sudah mempengaruhi lebih dari separuh terumbu karang dunia termasuk di Great Barrier Reef Australia, juga di garis pantai di Tanzania, Mauritius, Brasil, pulau-pulau Pasifik, serta di Laut Merah dan Teluk Persia.

Agustus tahun lalu, suhu rata-rata laut global memecahkan rekor sepanjang masa. Sejak itu, suhu laut nyaris berada di atas rata-rata setiap hari.

Perubahan iklim mendorong kenaikan suhu permukaan laut. Gas panas yang dikeluarkan saat kita membakar minyak, batu bara, dan gas diserap oleh lautan.

Ilmuwan Neal Cantin yang menerbangkan pesawat di atas Great Barrier Reef selama 10 hari pada bulan Februari dalam studinya untuk Institut Ilmu Kelautan Australia menjelaskan, Great Barrier Reef pun memutih.

"Untuk pertama kalinya kami mendokumentasikan tingkat pemutihan yang sangat tinggi di ketiga wilayah Great Barrier Reef Marine Park," ujar Dr Cantin.

Cantin menambahkan level tersebut kemungkinan akan membunuh banyak terumbu karang. Terumbu karang sangatlah vital bagi planet kita. Dijuluki ‘arsitek laut’, terumbu karang membangun struktur luas yang menampung 25% dari semua spesies laut.

Karang yang mengalami stres kemungkinan akan mati jika mengalami suhu 1 Celcius di atas batas termalnya dalam kurun waktu dua bulan. Jika temperatur air 2 Celcius lebih tinggi, karang cuma bisa bertahan sekitar satu bulan.

Saat karang mati, sulit bagi binatang laut seperti ikan yang menggunakan suara karang untuk bernavigasi guna mencari jalan pulang.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: