BMKG Sebut Jakarta Mulai Masuki Musim Kemarau, Potensi Polusi Udara Meningkat

Oleh: Lydia Fransisca
Rabu, 08 Mei 2024 | 11:42 WIB
Ilustrasi cuaca Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Ilustrasi cuaca Jakarta. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan, Jakarta akan memasuki musim kemarau pada Mei 2024.

Koordinator Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan, musim kemarau ini diprediksi akan mencapai puncaknya pada Juni 2024. 

Di saat musim kemarau, tambah Albert, kadar PM2.5 yang merupakan salah satu partikel polutan dapat berpengaruh.

“Fenomena iklim global bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5. Di antaranya El Nino, La Nina dan Dipole Mode Positif/Negatif,” kata Albert dalam keterangannya, Rabu (8/5/2024).

Ia berujar, La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respons PM2.5. Salah satu dampaknya, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

“Bagaimanapun kondisi iklim global yang terjadi dan kualitas udara akan bergantung terhadap sumber emisi di wilayah tersebut,” ujar Albert.

Di kesempatan yang sama, Project Manager untuk Clean Air Catalyst dari World Resources Institute (WRI) Indonesia Satya Budi Utama menjelaskan, keterlibatan pemangku kepentingan merupakan salah satu langkah tepat untuk di level pengambil kebijakan.

“Pemprov DKI belajar dari kejadian tahun lalu. Ini agar pemerintah siap untuk mengantipasi situasi di mana ada pengaruh panjang polusi udara karena panjangnya musim kemarau,” ucapnya.

Satya menyampaikan, inisiatif ini bisa mempersiapkan pemangku kepentingan untuk mengupayakan mitigasi dan antisipasi penurunan kualitas udara.

Pemerintah dinilai harus bersinergi dengan berbagai pihak dalam merespons perubahan iklim. Salah satunya bersinergi mengantisipasi polusi dari emisi sektor transportasi.

“Sebenarnya yang kami lakukan sekarang mengupayakan antisipasi pengurangan polusi meskipun sektornya ada transportasi. Ini bukan hanya dikerjakan satu pihak,” tandasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: