Presiden Jokowi Ingin Hidupkan 78 Ribu Hektare Lahan Tambak di Pantura yang Menganggur

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Rabu, 08 Mei 2024 | 12:48 WIB
Presiden Jokowi. (Foto/BPMI)
Presiden Jokowi. (Foto/BPMI)

BeritaNasional.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingya untuk memanfaatkan potensi besar tambak yang telah lama tidak dimanfaatkan di sepanjang pantai utara Jawa (pantura). Ia tak ingin potensi tersebut tidak digunakan masyarakat sehingga kosong begitu saja.

Hal tersebut dikatakan Jokowi saat meresmikan model kawasan tambak budi daya ikan nila salin di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Desa Pusakajaya Utara, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (8/5/2024).

“Tadi sudah disampaikan oleh Menteri KKP kepada saya mengenai tambak udang di pantura yang telah lama kosong, idle, tidak ada kegiatannya, di sana ada 78 ribu hektare sepanjang dari Serang sampai Banyuwangi, dari Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur 78 ribu tambak yang idle,” ujar Jokowi.

Jokowi pun menegaskan pentingnya memanfaatkan potensi tersebut dengan mengalihfungsikan tambak udang yang sudah tidak produktif menjadi tambak ikan nila. Kepala negara juga mengapresiasi langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang terlebih dahulu membuat model untuk mengetahui manfaat yang akan dihasilkan.

“Saya setuju bahwa dibuat model dulu, modelingnya dulu. Kalau modelingnya sudah benar, yang diinfokan ke saya yang biasanya 1 hektare hanya 0,6 ton per hektare menjadi 80-an ton per hektare. Dan ini nanti akan bisa mengangkut, membuka lapangan kerja yang sangat besar,” tegas Jokowi.

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, diperlukan anggaran sekitar Rp13 triliun untuk mengembangkan kawasan tambak tersebut. Meski demikian, ia optimistis bahwa anggaran tersebut dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menggerakkan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja yang luas.

Selain itu, Jokowi berharap kawasan tambak yang telah lama terbengkalai dapat kembali menjadi sumber daya yang produktif dan mendukung pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat setempat. 

“Anggaran Rp13 triliun bukan uang yang banyak sehingga nanti akan kita lihat ini dulu dan kalau memang sangat feasible akan saya siapkan di APBN 2025, 2026 dan saya akan bisikin pada pemerintah baru, pada presiden terpilih agar mimpi besar ini betul-betul bisa direalisasikan,” ucap Presiden.

Sementara, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyebut tambak tersebut akan dapat memproduksi 4 juta ton per tahun.

“Tentu ini akan menjadi nilai ekonomi yang sangat tinggi untuk kepentingan ekonomi ke depan,” tuturnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: