BI Usahakan Rupiah Turun di Bawah Rp16.000

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 10 Mei 2024 | 18:50 WIB
BI usahakan rupiah turun (Foto/Pixabay)
BI usahakan rupiah turun (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo optimistis nantinya rupiah bisa bergerak di bawah Rp16.000 per dolar Amerika Serikat.

Dalam media briefing di Gedung BI, Perry mengatakan pada April lalu rupiah masih melemah di kisaran Rp 16.200-Rp 16.300. Namun, kini rupiah berada di level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat.

“Nilai tukar rupiah waktu kita mengambil keputusan kebijakan moneter di Rapat Dewan Gubernur (RDG) itu sekitar Rp16.300-an, sekarang sekitar Rp16.000 dan kita sedang upayakan akan turun di bawah Rp16.000,” ungkap Perry.

Lebih jauh, Perry menjelaskan ada empat faktor yang dapat mendukung penguatan rupiah untuk bisa bergerak di bawah Rp 16.000.

Pertama, menariknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia. Berdasarkan data BI, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun naik ke level 6,94 persen per 8 April. Kedua, menurunnya premi risiko yang ditunjukkan dengan premi credit default swap (CDS) lima tahun yang turun menjadi 69,9 per 7 Mei 2024, yang sebelumnya bergerak di atas 70.

Faktor ketiga, adalah kinerja perekonomian Indonesia yang terjaga dan ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan-I yang tumbuh mencapai 5,11 persen. Lalu, faktor terakhir adalah komitmen BI untuk tetap menstabilkan nilai tukar rupiah.


Dikutip dari VOA, Jumat (10/5/2024), dalam kesempatan itu, Perry juga melaporkan masuknya aliran modal asing (capital inflow) semenjak BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuannya pada April lalu ke level 6,25 persen. Ia memaparkan terdapat aliran modal asing ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada minggu pertama dan kedua pada Mei 2024 dengan total Rp 19,77 triliun.

Selain itu, capital inflow juga terjadi pada Surat Berharga Negara (SBN) dalam dua minggu pertama pada bulan ini yang mencapai Rp 8,1 triliun.

Namun, capital outflow atau aliran modal asing yang keluar masih terjadi di pasar modal Indonesia atau pasar saham, yang mencapai Rp 5,03 triliun.

“Ini membuktikan bahwa respons kebijakan kenaikan BI Rate maupun kenaikan suku bunga SRBI itu memang berhasil menarik masuk aliran modal asing yang pada minggu-minggu berikutnya khususnya sejak menjelang Ramadan, dan lebaran itu terjadi outflow. Jadi, ini membuktikan bahwa pasar, investor dalam dan luar negeri itu menyambut baik keputusan kenaikan BI Rate dan juga kenaikan SRBI. Ini sesuai dengan arah kita, bahkan perkembangannya lebih baik,” tegasnya.

Ketika kemudian ditanyakan apakah ada kemungkinan bank sentral akan menaikkan kembali suku bunga acuannya mengingat rupiah masih belum menyentuh level di bawah Rp16.000, ia mengindikasikan BI rate masih akan ditahan di level 6,25 persen.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: