Pemerintah Joe Biden: Ganja Obat yang Tidak Terlalu Berbahaya

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 18 Mei 2024 | 05:00 WIB
(Ilustrasi ganja medis (Foto/Pixabay)
(Ilustrasi ganja medis (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pemerintahan Presiden Joe Biden mengklasifikasikan ganja sebagai obat yang tidak terlalu berbahaya. Langkah tersebut merupakan sebuah pergeseran bersejarah dalam serangkaian kebijakan terkait narkoba di Amerika Serikat.

Aturan yang diusulkan dan dikirim ke “federal register” ini mengakui penggunaan ganja untuk keperluan medis. Selain itu, aturan tersebut juga mengakui bahwa ganja memiliki potensi penyalahgunaan yang lebih kecil daripada beberapa obat paling berbahaya di negara ini. 

Federal register adalah jurnal resmi pemerintah federal AS yang berisi berbagai peraturan lembaga pemerintah, peraturan yang diusulkan dan pemberitahun pada publik. Jurnal ini diterbitkan setiap hari kerja, kecuali pada hari libur federal.

Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre mengatakan, “Jika klasifikasi ulang ini rampung, ganja tidak akan lagi didefinisikan sebagai obat berbahaya, jauh di atas fentanil dan metamfetamin atau obat-obatan yang mendorong epidemi overdosis bangsa kita. Hal ini akan menghilangkan hambatan yang memberatkan dan telah lama ada untuk penelitian kritis.”

Rencana yang disetujui oleh Jaksa Agung Merrick Garland itu tidak akan melegalkan ganja secara langsung untuk penggunaan rekreasi.

Jika disetujui, aturan tersebut akan memindahkan ganja dari klasifikasi saat ini sebagai obat kategori I (schedule I), bersama dengan heroin dan LSD. Ganja akan menjadi zat kategori III (schedule III), di samping ketamin dan beberapa steroid anabolik.

Langkah tersebut diambil setelah muncul rekomendasi dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan federal, yang meluncurkan tinjauan status obat atas desakan Presiden Joe Biden pada tahun 2022.

Dikutip dari VOA, Biden juga telah mengampuni ribuan orang yang dihukum secara federal karena memiliki ganja, dan telah menyerukan para gubernur dan pemimpin lokal untuk mengambil langkah serupa.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: