Kata Peneliti, Begini Cara Simpan Daging Kurban di Kulkas, Bisa Bertahan hingga 6 Bulan
BeritaNasional.com - Umat Islam di Indonesia sedang merayakan Idul Adha 1445 hijriah dengan menyembelih hewan kurban, baik sapi maupun kambing.
Salah satu yang menjadi pertanyaan bagaimana cara menyimpan daging kurban di kulkas? Nah, salah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bernama Tri Ujilestari memiliki jawaban atas pertanyaan tersebut agar masyarakat bisa mengikutinya dengan baik dan tidak salah kaprah. Dengan demikian, hewan kurban dapat bertahan lama di dalam kulkas.
Periset dari Kelompok Riset Teknologi Proses Produk hewani Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) itu menjelaskan bahwa daging tidak perlu dicuci untuk menghindari menurunnya kualitas daging sebelum disimpan.
“Daging boleh dicuci menggunakan air bersih jika ada kotoran yang menempel. Kemudian tiriskan kalau ingin langsung dimasak,” paparnya yang dikutip dari laman BRIN pada Selasa (18/6).
Apabila daging ingin disimpan di dalam kulkas atau freezer, ada beberapa langkah yang harus dilakukan setelah daging dipotong sesuai kebutuhan.
Yakni, permukaan daging dikeringkan menggunakan tisu dapur. Setelah dikeringkan, selanjutnya potongan daging dimasukkan ke dalam plastik tertutup atau vakum.
“Durasi yang baik saat menyimpan daging kurban di dalam kulkas maupun freezer bisa berbeda-beda menurut jenis dagingnya. Ia menggolongkan dua macam daging, yaitu daging segar dan giling,” jelasnya.
Tri memaparkan daging segar dapat disimpan di dalam kulkas selama 3-4 hari, sementara itu, daging giling hanya 1-2 hari saja.
Daging segar dapat disimpan di dalam kulkas hingga 3-6 bulan, sedangkan daging giling dianjurkan hanya 3-4 bulan.
“Pada saat daging beku akan dikonsumsi, ada tekniknya, yaitu menyimpan daging beku dalam kulkas kurang lebih 12 jam atau sampai mencair. Dapat juga dengan merendam daging yang dikemas dalam air, atau dikenal juga dengan thawing,” ucapnya.
Selain itu, Tri menyebutkan kriteria serta penanganan daging kurban yang aman, sehat, utuh, dan halal.
“Aman artinya daging kurban harus terhindar dari bibit penyakit, bahan kimia, serta obat-obatan yang dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan hewan,” ujar wanita yang akrab disapa Tari ini pada Minggu, (16/6).
Dia mencontohkan kasus yang terjadi pada 2023, masyarakat dihebohkan dengan kemunculan penyakit mulut dan kuku (PMK), serta anthrax yang menjangkiti hewan ternak.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk memastikan hewan kurbannya sehat dan bebas dari penyakit,” terangnya.
Kriteria kedua menurut Tari, daging harus sehat atau mengandung zat-zat yang berguna bagi kesehatan dan pertumbuhan. Menurutnya cara sederhana menandai hewan tersebut sehat atau tidak adalah dengan melihat perawakannya.
“Hewan sehat biasanya memiliki kulit mengkilap, matanya bersinar, aktif bergerak, nafsu makan baik, serta tidak keluar cairan atau darah pada lubang tubuhnya,” Jelas Tari.
Kriteria ketiga utuh, atau daging tersebut tidak tercampur dengan bagian dari hewan lain. Kriteria terakhir yaitu daging harus halal atau dipotong dan ditangani sesuai syariat Islam.
“Tata cara penyembelihan hewan yang sesuai dengan syariat Islam adalah, pisau harus tajam dan tidak berkarat, hewan kurban menghadap ke kiblat, membaca basmallah sebelum menyembelih. Memutus tiga saluran antara lain saluran makan atau kerongkongan, saluran nafas atau tenggorokkan, serta saluran pembuluh darah antara lain vena dan arteri,” tegasnya.
Menurutnya, pada saat hewan kurban disembelih, beri perlakuan tidak kasar atau menyakitkan.
“Terkait penangan daging setelah disembelih, setelah hewan ternak tidak bergerak dan proses pengeluaran darah sempurna, maka langkah selanjutnya adalah menggantung hewan serta mengikat saluran makan dan anus. Tujuan pengikatan ini menurutnya adalah supaya isi rumen atau lambung dan usus tidak mencemari daging,” ujarnya.
Langkah berikutnya adalah menguliti dan mengeluarkan jeroan hewan kurban. Dalam proses ini, Tari mengingatkan agar penyembelih memperhatikan kebersihan pada setiap prosesnya agar daging yang dihasilkan bersih dan higienis.
“Selain tempat pemotongannya bersih, agar daging higienis maka pisau yang digunakan harus tajam dan tidak berkarat. Begitu pula alas plastik dan talenan, serta tempat menaruh daging juga harus bersih,” tandasnya.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu