Update Longsor Tulabolo Gorontalo: 43 Korban Hilang, 10 Meninggal Dunia

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Selasa, 09 Juli 2024 | 10:01 WIB
Ilustrasi bencana tanah longsor. (Foto/BNPB)
Ilustrasi bencana tanah longsor. (Foto/BNPB)

BeritaNasional.com - Hujan lebat masih mengguyur Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Hal ini menyebabkan pencarian korban hilang bencana tanah longsor di Desa Tulabolo dihentikan sementara. 

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, data per Senin sore (8/7/2024), pukul 18.00 WIB, sebanyak 43 warga masih dinyatakan hilang oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango. 

"Lebih dari 200 personel gabungan melakukan upaya pencarian dan pertolongan (SAR) terhadap mereka yang tertimpa material longsor. Selain hujan lebat, kondisi tanah labil menjadi kendala dalam pencarian korban hilang," kata Abdul dalam siaran persnya, Selasa (9/7/2024).

Pencarian juga terhambat beberapa faktor lain, yaitu jalan menuju lokasi terdampak tidak dapat diakses kendaraan. Sedangkan jarak tempuh dari pos lapangan yang berada di Desa Tulabolo selama 9 jam dengan berjalan kaki. Terdapat 1 jembatan yang menghubungkan lokasi terdampak. 

Data sementara per hari ini, Senin (8/7/2024), pukul 18.00 WIB, korban meninggal berjumlah 10 jiwa, luka-luka 18 dan mereka yang selamat 23. Pihak BPBD setempat masih terus memastikan jumlah korban yang hilang. 

"BNPB mencatat ratusan personel gabungan berjumlah total 231 orang. Mereka berasal dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Pelindo dan relawan," tutur Abdul.

Selain itu, BNPB mengimbau para petugas gabungan untuk tetap waspada dan siap siaga dalam operasi SAR di lokasi terdampak longsor. Aspek keamanan dan keselamatan para personel harus menjadi prioritas utama dalam operasi tersebut. 

"Berdasarkan prakiraan cuaca, (9/7/2024) hingga lusa, Rabu (10/7/2024), wilayah Kecamatan Suwawa Timur masih berpeluang hujan dengan intensitas ringan hingga lebat. Meskipun hal ini tentunya berpotensi menghambat operasi SAR, diharapkan operasi pencarian tetap dapat terus dioptimalkan dengan sumberdaya yang ada," tandasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: