Han Kang Raih Nobel Sastra 2024: Sebuah Karya Eksplorasi Trauma dan Kemanusiaan
BeritaNasional.com - Pada Kamis, 10 Oktober 2024, Han Kang meraih penghargaan tertinggi dalam dunia sastra, yakni Nobel dalam bidang sastra.
Dia dianugerahi penghargaan ini atas prosa puitis yang intens yang menghadapi trauma sejarah dan memperlihatkan kerapuhan kehidupan manusia.
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam sastra modern, terutama dalam membawa perspektif yang unik dan mendalam mengenai kemanusiaan, kekerasan, dan sejarah.
Ia juga menjadi orang Korea Selatan pertama yang menerima penghargaan tersebut.
Profil Han Kang
Han Kang adalah seorang novelis Korea Selatan yang mendapatkan pengakuan internasional melalui karyanya yang mendalam dan puitis.
Lahir pada 27 November 1970 di Gwangju, Korea Selatan, Han Kang tumbuh di lingkungan yang terpengaruh oleh sejarah kekerasan di negaranya, yang memengaruhi tema-tema dalam tulisannya.
Dia memulai karir sastra pada 1993 ketika salah satu cerpennya diterbitkan di sebuah majalah sastra Korea.
Sejak itu, Han Kang terus berkarya dan mengeksplorasi berbagai tema, terutama trauma, kekerasan, dan kehidupan manusia.
Prestasi terbesar Han Kang di panggung internasional datang pada tahun 2016 ketika novelnya The Vegetarian memenangkan Man Booker International Prize.
Novel ini yang diterjemahkan oleh Deborah Smith, bercerita tentang seorang wanita yang memutuskan untuk berhenti makan daging, sebuah keputusan yang memicu konflik dengan suaminya dan keluarganya.
The Vegetarian dipuji karena gaya penulisannya yang unik dan narasi yang menggambarkan perjuangan kebebasan individu dalam masyarakat patriarkis.
Penghargaan ini membawa Han Kang ke perhatian global dan memperkuat posisinya sebagai salah satu penulis Korea paling menonjol di dunia.
Selain The Vegetarian, Han Kang juga dikenal melalui karya lainnya, seperti Human Acts (2014), yang mengisahkan tragedi pemberontakan Gwangju pada 1980.
Novel ini mengeksplorasi luka mendalam yang ditinggalkan oleh kekerasan negara terhadap rakyatnya dan menjadi salah satu karya Han Kang yang paling dihargai.
Lewat novel ini, Han kembali menyoroti trauma sejarah Korea Selatan, sekaligus menggali tema kematian, penderitaan, dan solidaritas manusia di tengah situasi yang tidak manusiawi.
(Helvi Handayani/Magang)
5 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 9 jam yang lalu