Ini Cara Tepat Cegah Si Kecil Kejang, Bukan Dengan Kopi ya Moms...

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 18 Oktober 2024 | 08:00 WIB
(Ilustrasi/Freepik)
(Ilustrasi/Freepik)

BeritaNasional.com -  Mayoritas para orang tua kita masih meyakini memberikan bubuk kopi pada bayi bisa mencegah kejang. Bahkan ada juga loh orang tua era sekarang yang masih mempraktikan itu ke anak-anaknya. 

Aman engga sih bayi diberi kopi?

Kopi adalah minuman yang mengandung kafein. Zat ini adalah stimulan yang mampu memicu munculnya efek berikut ini:

Gemetar dan gugup

Nyeri perut atau rasa begah

Nyeri kepala

Sulit berkonsentrasi

Sulit tidur 

Denyut jantung meningkat

Tekanan darah meningkat

Pada bayi dan anak kecil, dosis kafein yang sedikit pun sudah dapat menimbulkan efek tersebut. Parahnya, efek ini dapat bertahan lebih lama dibandingkan pada orang dewasa. 

Oleh karena itu, memberikan kopi pada anak tidaklah direkomendasikan, apalagi saat sedang sakit. 

Intinya, memberikan kopi kepada anak yang kejang adalah tindakan berbahaya dan mesti dihindari. Lagi pula, belum ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan terkait manfaat kopi untuk anak kejang. 

Bukannya mengobati, kopi malah bisa merangsang kejang pada orang yang rentan. Minuman berkafein tersebut juga berpotensi mengurangi efektivitas obat antikejang loh...

Apa itu kejang?

Kejang demam atau step adalah kondisi yang biasanya terjadi ketika suhu tubuh anak melebihi 38 derajat Celsius. Keadaan ini biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun.

Kejang bisa terjadi dalam beberapa bentuk, seperti seluruh tubuh kaku dan tidak dapat dilemaskan, atau justru menggelepar-gelepar.

Bola mata biasanya akan melihat ke arah atas dan anak kehilangan kesadarannya. Bisa anak mengalami ngompol atau mulut mengeluarkan busa yang berasal dari air liur. 

Lalu, apakah kondisi tersebut bisa diobati dengan memberikan anak kopi? Sebenarnya, memberikan kopi untuk mencegah step pada bayi bukan cara yang tepat. 

Pada kondisi normal, tubuh memiliki refleks untuk menutup jalan napas ketika menelan makanan atau minuman. Hal ini bertujuan agar makanan atau minuman tidak masuk ke saluran pernapasan. 

Lain halnya ketika terjadi kejang. Pada kondisi ini, tubuh kehilangan refleks sehingga makanan sangat mungkin masuk ke saluran pernapasan. Hal ini bisa menyebabkan tersedak, sekalipun yang masuk adalah cairan.

Faktanya, makanan atau minuman yang masuk ke saluran napas dapat menyebabkan berbagai hal, mulai dari batuk ringan, hingga radang paru. Hal tersebut bahkan dapat menyebabkan henti jantung, yang bisa berujung kematian

Bukan dengan Kopi, Ini Cara Cegah Kejang yang Benar

Kejang demam adalah hal yang dapat dikategorikan sebagai kondisi ringan. Selain itu, penyebab yang mendasari kejang demam juga belum sepenuhnya dipahami. 

Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan untuk kejang umumnya tidak diperlukan. Terkecuali, pada kasus berat dan di bawah pengawasan dokter secara langsung. 

Namun, guna menurunkan risiko perburukan kondisi akibat kejang demam, beberapa upaya yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan Obat Penurun Panas

Sebenarnya, belum terbukti bahwa memberikan obat penurun panas dapat mencegah kejang demam. Namun, para ahli tetap menganjurkan pemberian obat penurun panas ketika anak demam.

Pastikan orangtua memberikan obat penurun panas sesuai dosis yang dibutuhkan anak agar hasilnya efektif. 

Obat penurun panas membutuhkan waktu untuk bekerja, sehingga tidak bisa langsung menurunkan demam anak. 

Selain itu, selama penyakit yang mendasari masih ada, demam mungkin akan naik kembali. Karenanya, orangtua mungkin perlu mengulang pemberiannya setiap 4–6 jam sekali. 

2. Memberikan Terapi Penunjang untuk Membantu Menurunkan Demam

Selain memberikan obat penurun panas, orangtua juga bisa memberikan terapi tambahan untuk membantu meredakan demam. Beberapa terapi tersebut, misalnya:

Memberikan cairan yang cukup

Memakaikan baju yang longgar dan tipis

Mengompres dahi, leher, dan ketiak dengan air suam-suam kuku

Melakukan skin to skin contact

Menjaga suhu ruangan nyaman alias tidak terlalu panas atau dingin

3. Memberikan Terapi atas Penyakit yang Menyebabkan Demam

Demam dapat terjadi karena infeksi virus ataupun bakteri. Untuk memastikannya, kamu perlu berobat ke dokter. 

Apabila demam terjadi akibat infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik yang wajib dikonsumsi sesuai anjuran. Obat ini hanya efektif untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri, ya!

Karenanya, apabila demam terjadi akibat infeksi virus, obatnya bukanlah antibiotik. Untuk kasus demam akibat virus, orangtua perlu memastikan bahwa anak cukup beristirahat, cukup minum, serta cukup mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. 

4. Perhatikan ini Jika Anak Kejang Kembali

Apabila kejang demam anak kembali “kambuh”, berikut ini hal-hal yang mesti orangtua perhatikan:

Usahakan tetap tenang dan tidak panik

Kendurkan pakaian yang ketat, terutama di sekitar leher.

Jika anak tidak sadar, posisikan ia terlentang dengan kepala miring ke samping agar bila muntah tidak tersedak. 

Jangan berusaha menghentikan kejang dengan menahan tubuh anak

Bersihkan muntahan atau lendir bila ada di mulut atau hidung

Jangan memasukkan apa pun ke dalam mulut anak, baik cairan, makanan, sendok, jari, atau lainnya. Risiko lidah tergigit memang ada, tapi mencoba memasukkan sesuatu ke mulut berisiko lebih buruk

Observasi bentuk kejangnya dan perhatikan berapa lama

Tetap bersama anak selama kejang

Bila sudah pernah dilatih oleh dokter, orangtua dapat memberikan obat diazepam melalui anus

Segera bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung lebih dari 5 menit.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: