KAI Konsisten Pertahankan Budaya Tunjuk-Sebut dalam Operasional Kereta, Ini Tujuannya

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 25 Oktober 2024 | 04:30 WIB
Kereta Api Indonesia. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Kereta Api Indonesia. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - KAI konsisten mempertahankan budaya disiplin para personelnya melalui penerapan metode Tunjuk-Sebut atau dalam bahasa Jepang bernama Yubisashi Kanko sebagai salah satu langkah meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api.

“Metode yang berasal dari Jepang ini, bermula dari seorang masinis lokomotif uap Jepang bernama Yasoichi Hori yang mengalami sakit mata saat melaksanakan dinas. Untuk memastikan sinyal yang dilihatnya, ia menyebutkan status sinyal (aman, hati-hati atau berhenti) kepada stocker (asisten masinis),” ungkap Vice President Public Relations KAI Anne Purba. 

Anne mengatakan metode budaya Tunjuk-Sebut dimulai diperkenalkan di lingkungan persinyalan elektrik di wilayah Jabotabek pada 1993 dan terus dipertahankan serta berkembang menjadi suatu kewajiban bagi personel operasional KAI Group hingga kini. 

KAI tidak hanya berfokus pada peningkatan keselamatan melalui penggunaan kemajuan teknologi semata, tetapi juga pada pengembangan budaya kerja yang disiplin dan terintegrasi.

Metode tersebut terbukti efektif dalam mengurangi kesalahan operasional yang dapat membahayakan keselamatan. 

Berikut mekanisme Tunjuk-Sebut yang dijalankan di KAI:

- Fokus dan Konsentrasi: Menunjuk dengan jari membantu masinis memusatkan perhatian pada objek penting, mengurangi kemungkinan teralihkan oleh hal lain.

- Pengurangan Kesalahan: Tindakan menunjuk dan menyebut status sinyal secara bersamaan menciptakan jeda yang dapat mencegah kesalahan akibat perilaku refleksif.

- Memori yang Kuat: Penyebutan suara memperkuat ingatan tentang tindakan yang dilakukan, sehingga lebih mudah untuk diingat dan diperiksa kembali.

- Deteksi Kesalahan: Penyebutan suara juga membantu masinis mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan dengan lebih efektif.

- Peningkatan Kesadaran: Kombinasi gerakan tangan dan suara merangsang keterlibatan fisik, meningkatkan kewaspadaan selama perjalanan.

“Penelitian yang dilakukan oleh RTRI (Railway Technical Research Institute) menunjukkan bahwa penerapan “Tunjuk Sebut” dapat secara signifikan mengurangi kesalahan operasional.

Hasil survei, kelompok yang tidak melakukan tindakan apa pun menunjukkan persentase kesalahan tertinggi. Melakukan “Tunjuk” atau “Sebut” mengurangi kesalahan hingga 50-66%. Implementasi “Tunjuk-Sebut” dapat menurunkan kesalahan hingga 83%,” katanya.

Anne menambahkan metode “Tunjuk-Sebut” bagi masinis dan asisten masinis selain dilakukan ketika berdinas, metode tersebut dilakukan dimulai dari tahapan asesmen pradinas. 

Tujuannya, para personel mengerti semboyan dilintas yang akan didinaskan. 

Selanjutnya secara berkala dilakukan pengujian terhadap metode tersebut dengan berbagai tingkatan dan kesempatan. 

“Dengan langkah proaktif ini, KAI bertekad terus meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api dan kenyamanan penumpang. Budaya Tunjuk-Sebut ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan SOP guna mendukung keselamatan perjalanan kereta api,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: