Ridwan Kamil Sebut Penyebab Utama Masalah di Jakarta Adalah Tata Ruang

Oleh: Lydia Fransisca
Minggu, 17 November 2024 | 20:11 WIB
Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono saat debat Pilgub Jakarta. (BeritaNasional/elvis sendouw)
Paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono saat debat Pilgub Jakarta. (BeritaNasional/elvis sendouw)

BeritaNasional.com - Pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Pilgub Jakarta Ridwan Kamil-Suswono (Rido) mengungkapkan seluruh permasalahan di Jakarta disebabkan oleh tata ruang.

Adapun hal ini diungkapkan oleh Ridwan Kamil (RK) dalam memaparkan visi dan misi di debat ketiga dengan tema 'Tata Kota dan Perubahan Iklim' pada Minggu (17/11/2024).

"Selama tujuh minggu, kami juga telah blusukan dan mendapati banyak sekali masalah. Kesimpulannya hanya satu, semua yang kita rasakan hari ini adalah akumulasi dari ketidakadilan tata ruang," kata RK dalam paparannya.

RK berujar, tata ruang di Jakarta sudah terkotak-kotak sejak zaman kolonial. Akibatnya, permasalahan secara beruntun berlangsung hingga sekarang.

"Tata ruang politik yang segregatif sejak zaman kolonial masih menyisakan dampaknya hingga saat ini," ujar RK.

Oleh karena itu, RK berjanji akan menghadirkan keadilan tata ruang bagi seluruh warga Jakarta.

‘’Tugas pasangan Ridwan Kamil dan Suswono adalah menghadirkan keadilan ruang. Kami percaya, negara harus hadir, tidak hanya menyerahkan semuanya kepada hukum pasar," jelas RK.

"Contohnya, saya bertemu Mbak Ade, seorang warga generasi Gen-Z usia 21 tahun di Cilincing, yang harus menghadapi hidup susah. Ia memiliki dua anak dan tidak mampu memiliki hunian layak di Jakarta," sambungnya. 

Eks Gubernur Jawa Barat itu menjelaskan, ketidakadilan tata ruang memicu ketimpangan sosial ekstrem. Contohnya kawasan kumuh seperti pengungsian yang berbeda jauh dengan Sudirman-Thamrin yang glamor.

"Ketimpangan ini terlihat pada masalah air bersih yang sulit, polusi saat kemarau, banjir saat hujan, dan sampah yang menumpuk di mana-mana. Oleh karena itu, kami menyiapkan program renovasi rumah dengan bantuan sebesar Rp 50 juta hingga Rp 100 juta per rumah," ucap RK.

"Kami juga akan membangun hunian vertikal bagi generasi muda di lahan-lahan kosong seperti di atas pasar, stasiun, atau bahkan di tengah sungai," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: