Mengenal Istilah Sinkop dalam Gejala Perubahan Bahasa Indonesia

Oleh: Tarmizi Hamdi
Selasa, 21 Januari 2025 | 13:30 WIB
Ilustrasi perubahan bahasa Indonesia. (Foto/Freepik)
Ilustrasi perubahan bahasa Indonesia. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Sinkop adalah gejala penghilangan fonem (huruf) vokal di tengah kata. Proses penghilangan juga dapat terjadi pada fonem konsonan di tengah kata. 

Contohnya, kata-kata dalam bahasa Austronesia Purba dan Polinesia Purba, yaitu urat 🡪 ua. Pada kata urat, terjadi penghilangan fonem /r/ yang terletak di tengah kata sehingga menjadi ua ‘urat’. Selain itu pada kata munecas dalam Old English (OE) menjadi monks dalam Modern English (ModE).

Dalam beberapa kasus, sering ditemukan kata-kata yang mengalami perubahan huruf  yang digunakan oleh masyarakat. Hal ini menggambarkan gejala penghilangan huruf yang berasal dari kata baku bahasa Indonesia.

Kata Baku      Variasi Kata

akupunktur     akupuntur

cokelat            coklat

keram              kram

sakelar            saklar

setir                 stir 

pelat                plat

keran               kran

Beberapa kata yang berasal dari bahasa Indonesia baku mengalami penghilangan huruf yang terletak di tengah kata.

Terjadi penghilangan huruf di tengah kata berwujud penyederhanaan suku kata dalam suatu kata sehingga membentuk konsonan rangkap.

Secara fonologis, terjadi penghilangan fonem vokal /e/ yang terletak di urutan kedua pada suatu suku kata. 

Gejala ini memengaruhi fonotaktik dari kata-kata tersebut, yaitu penyederhanaan dua suku kata menjadi satu suku kata dan tiga suku kata menjadi dua suku kata.

Kemudian, gejala ini membentuk konsonan rangkap yang terletak di awal suku kata. Hal ini terjadi pada kata coklat, stir, kram dan saklar. 

Masing-masing kata tersebut berasal dari kata baku cokelat, setir, keram dan sakelar. Secara fonologis, terjadi penyederhanaan suku kata pada kata-kata tersebut.

Tiga suku kata co-ke-lat dan sa-ke-lar memiliki pola fonotaktik KV-KV-KVK, kemudian disederhanakan menjadi dua suku kata co-klat dan sa-klar yang memiliki pola KV-KKVK.

Dua suku kata ke-ram  dan setir memiliki pola KV-KVK, kemudian disederhanakan menjadi satu suku kata kram dan kram yang memiliki pola KKVK. 

Di lain sisi, pada data yang lain, terjadi penyederhanaan konsonan rangkap. Hal ini terjadi pada kata akupuntur. 

Kata-kata tersebut berasal dari kata baku akupunktur dan konstruksi. Penyederhanaan konsonan dan vokal rangkap terjadi pada suku punk 🡪 pun. Suku kata -punk pada kata aku-punk-tur yang berpola KVKK menjadi suku kata –pun yang berpola KVK. 

Berdasarkan hal tersebut, terlihat kompleksitas fonotaktik dalam kata-kata yang digunakan oleh masyarakat pengguna media iklan. 

Kompleksitas ini berupa gejala penyederhanaan suku kata, yaitu tiga suku kata menjadi dua suku kata dan dua suku kata menjadi satu suku kata. Selain itu, terjadi penyederhanaan vokal dan konsonan rangkap.

Sumber:

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores: Nusa Indah.

McMahon, A. M.S. 1994. Understanding Language Change. Cambridge: Cambridge University Press.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: