Anggota Komisi I DPR Desak Judi Online Jadi Darurat Nasional

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 02 Februari 2025 | 13:41 WIB
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis).
Gedung DPR RI. (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com -  Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB Syamsu Rizal mendorong masalah judi online sebagai darurat nasional. Sebab, korban judi online (Judol)  sampai hari ini terus bertambah.

"Satu keluarga muda di Tangerang Selatan ditemukan tewas secara bersamaan diduga karena terjerat judi online dan pinjaman online. Ayah, ibu, dan anak berumur tiga tahun meninggal bersama. Implikasi dari adanya judol ini luar biasa dan termasuk kategori extra ordinary crime," ujar Syamsu Rizal dikutip Minggu (2/1/2025).

Syamsu Rizal mengatakan, judi online tidak hanya memberikan dampak sosial, tapi juga ekonomi. Mengutip data PPATK, lebih dari Rp1 triliun uang judi online masuk ke luar negeri.

"Bayangkan saja, setengah mati kita ajak investor masuk menanam modal sementara uang kita yang lain dibawa kabur. Bahkan Presiden membuat Inpres pembatasan perjalanan luar negeri. Tapi kita lupa kalau ada yang mesti dijaga supaya uang tidak tergerus keluar," ujarnya.

Karena itu, ia meminta penanganan judi online tidak hanya parsial. Perlu turut serta seluruh pemangku kepentingan untuk memberantas judi online.

Syamsu Rizal mengatakan, semua harus terlibat mulai dari Perguruan Tinggi, alim ulama bahkan aparat Tentara Negara Indonesia (TNI) karena judol mengancam ketahanan nasional. 

"Presiden sudah harus bikin aturan ini dalam keadaan darurat nasional,” katanya. 

Judol juga memiliki dampak langsung dan tak langsung dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, dari 270 juta masyarakat Indonesia, sebanyak 40 juta orang telah terdampak judi online. Ironisnya sebagian besar dari mereka ada di usia produktif. 

"Pemain judol ini kurang lebih ada 8 juta orang di Indonesia. Kenyataan ini menyedihkan. Mereka tidak melakukan kegiatan yang produktif tapi malah terjebak permainan judol yang menyesatkan,” katanya. 

Banyaknya masyarakat Indonesia masa produktif yang terlibat judol, kata Syamsu Rizal menandakan sumber daya manusia (SDM) mengalami degradasi kualitas. Selain itu banyak masyarakat bawah yang jadi korban judol.

"Jangan-jangan karena judol, kita malah tidak dapat Indonesia Emas 2045,” ungkapnya.

Untuk mencegah anak mudah terpapar judol, orangtua dan lingkungan sekolah juga harus berperan penting. Orangtua, harus dapat memberikan pemahaman kepada anak tentang permainan judol yang menargetkan anak-anak sebagai pengguna. Selain itu juga harus memberikan pembatasan anak menggunakan gadget. 

“Harus ada pembatasan penggunaan media sosial pada anak dan unsur pendidikan serta keluarga harus terlibat untuk mencegah agar tak mudah terpapar judol,” tegasnya.  

Permasalahan judol, kata Syamsu Rizal adalah permasalahan kompleks karena berhubungan dengan akses terhadap ISP dan juga yang melibatkan lintas negara. Judol, katanya harus dilihat sebagai upaya negara melindungi generasi Indonesia emas. “Jangan pandang masalah ini sebagai masalah ekonomi atau kriminalitas semata,” ungkapnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: