Ini Alasan Kejagung Tak Bebankan Ganti Rugi Kasus Korupsi Importasi Gula ke Tom Lembong

BeritaNasional.com - Tersangka mantan Menteri Perdagangan (Mendag) Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong ternyata tidak dibebankan untuk membayar kerugian negara akibat kasus korupsi importasi gula yang menjeratnya.
Sebab, dari hasil penghitungan BPKP, total kerugian negara mencapai Rp 578 miliar. Sementara itu, yang dikembalikan oleh sembilan tersangka Rp 565 miliar dengan selisih sekitar Rp 12 miliar yang tidak terjadi pada masa kepemimpinan Tom Lembong selaku mantan Mendag.
“Artinya, kalau tidak salah saat itu BPKP ada Rp 578 miliar. Sehingga dari uang yang dikembalikan ini ada selisih sebesar Rp 12.766.339.697,22. Ini adalah kerugian di tahun 2016 yang pada saat itu pejabatnya bukan Pak Menteri Perdagangan saat itu, bukan Pak Thomas Lembong,” kata Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung Abdul Qohar kepada awak media saat jumpa pers pada Selasa (25/2/2025).
Dengan telah dikembalikannya kerugian tersebut kepada penyidik, dalam pasal yang disangkakan, Tom Lembong tidak dikenakan beban untuk menggantikan beban kerugian negara tersebut.
“Maka, kerugian itu tidak dibebankan kepada para tersangka yang disangkakan melanggar ketentuan Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi bersama-sama dengan Pak Thomas Lembong," jelasnya.
Namun, Qohar belum mengungkapkan keuntungan yang diraup Tom Lembong. Sebab, keuntungan diserahkannya berdasarkan hasil persidangan nanti
"Apakah ada aliran uang Pak TTL. Ini nanti akan kita lihat bersama di depan persidangan,” ujarnya.
Perlu diketahui, sebelumnya, penyidikan atas berkas tersangka Mantan Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong dan Charles Sitorus selaku Direktur Pengembangan Bisnis PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) telah dinyatakan lengkap atau P-21.
“Perkara ini untuk dua tersangka yang terdahulu saat ini dalam tahap penuntutan dan insyaallah dalam minggu ini akan dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk disidangkan," tuturnya.
Sementara itu, terkait penyitaan Rp 565.339.071.925,25 dari sembilan tersangka, Disebutkan bahwa itu hasil pengembalian oleh para tersangka kepada penyidik Kejaksaan Agung.
“Kemudian, yang kedua, untuk sembilan tersangka, progresnya masih dalam tahap penyidikan. Untuk sembilan tersangka, yang sudah kami tetapkan beberapa saat yang lalu, yang saat ini mengembalikan uang yang ada di hadapan kita,” katanya.
Perincian uang yang telah disita dari sembilan tersangka berasal dari para petinggi perusahaan gula swasta:
1. Tonny Wijaya Ng selaku Direktur Utama PT Angels Products: Rp 150.813.450.163,81;
2. Wisnu Hendraningrat selaku Presiden Direktur PT Andalan Furnindo: Rp 60.991.040.276,14;
3. Hansen Setiawan selaku Direktur Utama PT Sentra Usahatama Jaya: Rp 41.381.685.068,19;
4. Indra Suryaningrat selaku Direktur Utama PT Medan Sugar Industry: Rp 77.212.262.010.000,81;
5. Then Surianto Eka Prasetyo selaku Direktur Utama PT Makassar Tene: Rp 39.249.282.287,52;
6. Hendrogianto Antonio Tiwon selaku Direktur PT Duta Sugar Internasional: Rp 41.226.293.808,16;
7. Ali Sanjaya selaku Direktur Utama PT Kebun Tebu Mas: Rp 47.868.288.631,28;
8. Hans Falita Hutama selaku Direktur Utama PT Berkah Manis Makmur: Rp 74.583.958.290,79
9. Eka Sapanca selaku Direktur Utama PT Permata Dunia Sukses Utama: Rp 32.012.811.588,55
8 bulan yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 14 jam yang lalu