Sabtu, 29 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Inilah Ibadah dan Adab untuk Sambut Idul Fitri 2025

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 26 Maret 2025 | 15:06 WIB
Dekorasi suasana Idul Fitri. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Dekorasi suasana Idul Fitri. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Idul Fitri, sebuah momen sakral yang sangat dinantikan oleh seluruh umat Islam di berbagai penjuru dunia, menandai Hari Kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. 

Hari yang penuh sukacita ini menjadi kesempatan untuk mengungkapkan rasa syukur, berbagi kebahagiaan dengan sesama, dan mempererat jalinan persaudaraan.

Dalam menyambut kedatangan hari yang penuh berkah ini, Rasulullah SAW telah mengajarkan berbagai amalan ibadah dan adab yang patut diikuti oleh umat Islam agar perayaan Idul Fitri dapat dihayati dengan penuh makna dan keikhlasan.

Berikut adalah beberapa amalan ibadah dan adab yang disunahkan untuk kita laksanakan:

Salah satu ibadah yang sangat ditekankan dalam menyambut Idul Fitri adalah memperbanyak mengucapkan takbir. 

Umat Islam dianjurkan untuk mengumandangkan kalimat takbir mulai dari terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri hingga menjelang pelaksanaan salat ‘Id di pagi hari. 

Anjuran ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an: “… Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah (2): 185).

Tradisi mengumandangkan takbir ini juga merupakan sunah yang dicontohkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Ibnu Umar selalu melantunkan takbir dengan suara lantang ketika berjalan menuju tempat salat pada hari ‘Id: 

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari ‘Id, ia bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya.” (HR. Asy-Syafi’i).

Bahkan, Ibnu Umar melanjutkan amalan bertakbir ini hingga tiba di lokasi salat dan baru berhenti ketika imam duduk untuk menyampaikan khutbah: 

“Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tempat salat pada pagi hari Idul Fitri ketika matahari terbit, ia bertakbir hingga sampai ke tempat salat pada hari ‘Id, kemudian di tempat salat itu ia bertakbir pula, sehingga apabila imam telah duduk, ia berhenti takbir.” (HR. Asy-Syafi’i).

Lafal takbir yang lazim diucapkan adalah:

اللهُ أَكْبَرَ اللهُ أَكْبَر لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَ اللَّهُ أَكْبَرِ اللَّهُ أَكْبَرِ وَ لِلَّهِ الْحَمْدُ

“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah.”

Adab lainnya yang sangat dianjurkan adalah berpenampilan bersih dan menarik serta mengenakan wewangian saat hendak melaksanakan salat Idul Fitri. 

Baik kaum pria maupun wanita disarankan untuk memakai pakaian yang bersih dan baik, meskipun tidak harus mewah, asalkan rapi, serta menggunakan parfum atau wewangian secukupnya.

Rasulullah SAW sendiri memberikan contoh dalam hal ini: “Diriwayatkan dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW selalu memakai wool (burda) bercorak (buatan Yaman) pada setiap ‘Id.” (HR. Asy-Syafi’i).

Selain itu, Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya untuk tampil sebaik mungkin pada hari raya: 

“Diriwayatkan dari Zaid bin al-Hasan bin Ali dari ayahnya, ia mengatakan: kami diperintahkan oleh Rasulullah SAW pada dua hari raya untuk memakai pakaian kami terbaik yang ada, memakai wangi-wangian terbaik yang ada…” (HR. Al-Hakim).

Sebelum berangkat untuk menunaikan salat Idul Fitri, Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk makan terlebih dahulu. 

Hal ini berbeda dengan kebiasaan pada Idul Adha, di mana umat Islam disunahkan untuk tidak makan hingga selesai melaksanakan salat. 

Dalam sebuah riwayat disebutkan: “Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah SAW tidak pergi ke salat Idul Fitri sebelum beliau makan beberapa kurma.” (HR. Al-Bukhari).

Riwayat lain juga menegaskan hal ini: “Diriwayatkan dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah SAW pada hari Idul Fitri tidak keluar sebelum makan, dan pada hari Idul Adha tidak makan sehingga selesai salat.” (HR. At-Tirmizi).

Disunahkan pula untuk menuju tempat pelaksanaan salat ‘Id dengan berjalan kaki dan ketika kembali ke rumah, mengambil jalan yang berbeda dari jalan yang dilalui saat berangkat: 

“Diriwayatkan dari Muhammad bin Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW mendatangi salat ‘Id dengan berjalan kaki dan beliau pulang melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” (HR. Ibnu Majah).

Pelaksanaan salat Idul Fitri merupakan momen persatuan umat Islam. Pada hari yang penuh berkah dan kegembiraan ini, salat ‘Id dianjurkan untuk dihadiri oleh seluruh lapisan masyarakat Muslim, tanpa terkecuali, baik tua, muda, laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak.

Bahkan, bagi wanita yang sedang dalam kondisi haid pun dianjurkan untuk tetap hadir di tempat pelaksanaan salat Id guna menyaksikan kebaikan dan mendengarkan khutbah yang disampaikan, meskipun mereka tidak ikut melaksanakan salat: 

“Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyah al-Anshariyah, ia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk menyertakan gadis remaja, wanita yang sedang haid, dan wanita pingitan. Adapun wanita yang sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya dan dakwah yang disampaikan khatib bersama kaum muslimin.” (HR. Ahmad).sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: