Profil Titiek Puspa, Meastro Musik Indonesia

BeritaNasional.com - Dunia hiburan tanah air tengah berduka. Penyanyi veteran Titiek Puspa meninggal dunia di usia 87 tahun.
Diketahui, legenda multitalenta tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sekitar pukul 16.25 WIB pada Kamis (10/4/2024) sore WIB. Titiek Puspa meninggal di usai 87 tahun.
Meninggalnya Titiek Puspa dikonfirmasi Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon melalui akun resmi media sosial (medsos) X miliknya.
“Selamat jalan komposer n penyanyi legendaris Indonesia, Mbak Titiek Puspa. Al Fatihah,” tulis akun @Fadlizon yang dikutip pada Kamis.
Profil Titiek Puspa
Dunia hiburan Indonesia telah diwarnai oleh kehadiran seorang sosok multitalenta yang namanya harum hingga kini: Titiek Puspa.
Lahir dengan nama kecil Soedarwati, Kadarwati, dan Soemarti di Tanjung, Kalimantan Selatan, pada 1 November 1937, wanita yang akrab disapa Eyang Titiek ini telah menorehkan tinta emas dalam sejarah musik, seni peran, dan dunia kreatif Tanah Air.
Mengawali kariernya di dunia tarik suara, Titiek Puspa pertama kali melakukan rekaman pada tahun 1955 di Semarang, di bawah label Lokananta.
Setahun berikutnya, ia melanjutkan rekaman di Jakarta bersama label Irama, dan kemudian kembali pada tahun 1959 di label yang sama. Bakatnya yang luar biasa membawanya menjadi anggota Orkes Simphony Djakarta (OSD) di bawah pimpinan Sjaiful Bachri, serta aktif dalam Paguyuban Artis Pop Ibukota (Papiko).
Dia bahkan sempat menjadi pimpinan. Ia juga tercatat pernah bergabung dengan berbagai grup musik ternama seperti White Satin, Zaenal Combo, dan Gumarang.
Bukan hanya sebagai penyanyi, Titiek Puspa juga dikenal sebagai pencipta lagu yang handal.
Karya cipta pertamanya, "Kisah Hidup" (1963), diikuti oleh lagu abadi "Mama" (1964). Deretan hit singlenya pun tak terhitung jumlahnya, merangkai melodi kehidupan dan cinta yang melekat di hati pendengar lintas generasi. Sebut saja "Minah Gadis Dusun" (1965), "Gang Kelinci", "Romo Ono Maling", "Rindu Setengah Mati", "Adinda", "Cinta Jatuh Cinta", "Bing" (1973), "Kupu-kupu Malam", "Pantang Mundur", "Ayah", "Adinda Marilah ke Mari", "Buruk Kakaktua", "Bapak Pembangunan", "Apanya Dong" (1982), "Horas Kasih" (1983), dan "Virus Cinta" (1994).
Talentanya tidak hanya terbatas pada dunia musik. Titiek Puspa juga melebarkan sayapnya ke dunia seni peran.
Ia membintangi sejumlah film layar lebar yang populer pada masanya, seperti "Minah Gadis Dusun" (1965), "Di Balik Cahaya Gemerlapan" (1976), "Inem Pelayan Sexy" (1976), "Karminem" (1977), "Rojali dan Juhela" (1980), "Gadis" (1981), dan "Koboi Sutra Ungu" (1982).
Selain itu, ia juga dikenal sebagai koreografer seni dan bintang iklan yang sukses.
Dalam kehidupan pribadinya, Titiek Puspa memeluk agama Islam dan menikah dengan Mus Mualim.
Dari pernikahan tersebut, ia dikaruniai dua orang putri, Petty dan Ella, serta 14 orang cucu yang menjadi kebanggaannya. Ia adalah putri dari pasangan Tugeno Puspowidjojo dan Siti Mariam, serta memiliki 12 saudara kandung.
Pendidikan formalnya ditempuh di SD, SMP, dan Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak.
Segudang prestasi dan dedikasinya di dunia hiburan telah mengantarkan Titiek Puspa meraih berbagai penghargaan bergengsi.
Pada 1954, ia meraih Juara II Bintang Radio Jenis Hiburan tingkat Jawa Tengah, RRI Semarang.
Kemudian, pada tahun 1984, ia meraih Bronze Prize lewat lagu "Horas Kasih" pada The World Song Festival in America di Los Angeles.
Puncaknya, pada BASF Award ke-10 tahun 1994, ia menerima penghargaan untuk kategori "Pengabdian Panjang di Dunia Musik", sebuah pengakuan atas kontribusi luar biasanya bagi industri musik Indonesia.
Titiek Puspa adalah simbol ketangguhan, kreativitas, dan dedikasi. Di usianya yang senja, semangatnya untuk berkarya dan menginspirasi generasi penerus tidak pernah pudar.
Namanya akan terus dikenang sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah hiburan Indonesia.
Pada 2009, Titiek Puspa menerima kabar yang mengejutkan. Dia didiagnosis mengidap kanker serviks. Namun, dengan semangat pantang menyerah, ia menjalani pengobatan intensif.
Bahkan, selama dua bulan menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, kreativitasnya justru meluap.
Di sana, ia berhasil menciptakan 61 lagu! Berkat ketekunan menjalani terapi medis dan kekuatan doa, Titiek akhirnya dinyatakan sembuh dari kanker. Ia percaya bahwa kedua hal tersebut menjadi kunci kemenangannya melawan penyakit tersebut.
Tak berhenti berkarya, pada 2014, Titiek Puspa membentuk sebuah grup vokal anak-anak yang unik bernama Duta Cinta. Grup ini beranggotakan 10 anak dengan latar belakang etnis yang beragam.
Kiprah Duta Cinta semakin dikenal saat mereka tampil dalam beberapa episode acara anak-anak "Pesta Sahabat" di RTV pada tahun 2017, mulai dari episode "Aku Anak Sehat" hingga "Kasih Ibu".
Kebersamaan Titiek Puspa dan Duta Cinta kembali terlihat pada 25 Juli 2018 dalam acara "Pesta Sahabat Anak Indonesia".
Sejak 2017, Titiek Puspa juga aktif memeriahkan drama musikal "Pesta Sahabat" yang tayang di RTV. Ia tampil dalam beberapa episode, termasuk episode "Pesta Sahabat Cinta Indonesia". Meskipun demikian, ia tidak dapat hadir dalam episode spesial "Pesta Sahabat Lebaran Sebentar Lagi" dan perayaan kemerdekaan "17-an di Kampung Halaman".
10 bulan yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu