Mengapa Luka pada Penderita Diabetes Sulit Sembuh? Ini Penjelasannya

BeritaNasional.com - Diabetes merupakan suatu kondisi medis yang terjadi saat tubuh tak dapat memproduksi cukup insulin atau tak bisa menggunakan insulin dengan efektif. Insulin ialah hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar gula darah, jika tanpa pengelolaan yang tepat, kadar gula darah dapat meningkat dan menyebabkan beberapa komplikasi kesehatan.
Terdapat beberapa jenis diabetes, namun yang paling umum ada dua jenis, yakni tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja yang di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas.
Diabetes tipe 2 umumnya kerap terjadi pada orang dewasa dan terkait dengan gaya hidup, seperti pola makan yang tidak sehat, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik. Pada banyak kasus, pengobatan medis juga diperlukan guna membantu mengontrol kadar gula darah.
Pada diabetes tipe 2, jika tak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, kebutaan, hingga masalah ginjal.
Alasan Luka Pada Penderita Diabetes Sulit Sembuh
Seseorang yang mengidap penyakit diabetes kerap menghadapi hambatan dalam proses penyembuhan luka, terutama disebabkan oleh kadar gula darah tinggi. Luka yang dialami bisa menjadi lebih serius, hingga berpotensi menimbulkan komplikasi seperti infeksi ataupun gangren.
1. Gangguan Sirkulasi Darah
Penderita diabetes sering mengalami masalah dalam sirkulasi darah. Hal ini disebabkan dengan kerusakan pada pembuluh darah akibat kadar gula darah yang tinggi. Kadar gula darah yang tinggi bisa merusak lapisan dalam pembuluh darah, sehingga menyebabkan terganggunya aliran darah. Akibatnya, pasokan oksigen dan nutrisi ke area luka berkurang, yang mengakibatkan lambatnya proses penyembuhan.
2. Kadar Gula Darah Tinggi
Penyebab utama penyembuhan luka pada penderita diabetes sulit sembuh adalah tingginya kadar gula darah. Kondisi ini mengganggu fungsi sel-sel yang diperlukan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Kadar gula yang tinggi berdampak memberikan nutrisi bagi bakteri yang bisa menyebabkan infeksi, sehingga luka menjadi rentan terkena infeksi serta memperlambat proses penyembuhan.
3. Kerusakan Saraf
Kerusakan saraf atau neuropati diabetik ialah komplikasi umum pada penderita diabetes yang di mana tingginya kadar gula darah merusak saraf tubuh. Neuropati menyebabkan penderita diabetes kehilangan sensasi di beberapa bagian tubuhnya, terutama pada kaki. Hal ini membuat para penderita sering tak menyadari adanya luka atau cedera kecil, yang tanpa disadari bisa memburuk.
4. Infeksi dan Risiko Gangren
Luka penderita diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami infeksi. Infeksinya biasa dimulai dari permukaan kulit dan dapat menyebar ke jaringan otot atau tulang bawahnya. Infeksi ini dapat menyebabkan pembusukan jaringan atau gangren jika tak segera ditangani. Jaringan yang terkena gangren akan berubah warna menjadi hitam, sebab kurangnya suplai darah yang membuatnya rentan terhadap infeksi bakteri.
5. Gangguan Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh
Tubuh akan mengirimkan sel imun seperti makrofag ke lokasi luka untuk memulai proses penyembuhan. Tetapi, penderita diabetes sering mengalami gangguan pada fungsi makrofag, sehingga proses regenerasi jaringan menjadi lebih lambat. Aliran darah yang terhambat dapat membuat sel-sel imun lebih sulit mencapai luka, sehingga memperpanjang waktu penyembuhan.
6. Pentingnya Perawatan Khusus untuk Luka Diabetes
Luka pada penderita diabetes membutuhkan perawatan khusus supaya tak berkembang menjadi lebih serius. Beberapa tips yang disarankan dalam merawat luka diabetes seperti menjaga kebersihan kaki, menghindari berjalan tanpa menggunakan alas kaki, serta rutin mengganti perban jika luka sudah lembap. Jika gangren terjadi, amputasi mungkin diperlukan guna mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.
Maka, penting untuk penderita diabetes menjaga kadar gula darah agar tetap terkendali dan memberikan perawatan yang tepat terhadap luka, supaya proses penyembuhan berlangsung lebih cepat serta untuk menghindari komplikasi serius.
Kuncinya ialah dengan menjaga gula darah agar tetap stabil dan rutin merawat kebersihan tubuh. Dengan demikian, risiko terjadinya luka dan infeksi dapat diminimalisir.
(Nadira Lathiifah)
10 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu
PERISTIWA | 3 jam yang lalu
PERISTIWA | 19 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu