Makna Asap Hitam dan Putih saat Ritual Konklaf Pemilihan Paus Baru

BeritaNasional.com - Apa makna asap hitam dan putih yang keluar saat ritual Konklaf pemilihan Paus baru? Yuk, kita ketahui bersama agar proses pemilihan paus ini dapat dimengerti dengan baik.
Dalam proses pemilihan, setiap Kardinal menerima kertas suara bertuliskan bahasa Latin: “Eligo in Sumum Pontificem Meum,” yang berarti: “Saya memilih Pemimpin Tertinggiku.” Di bawahnya terdapat ruang kosong untuk menuliskan nama kandidat pilihan.
Setelah menuliskan nama, setiap Kardinal secara bergiliran akan menuju altar, di mana sebuah wadah telah disiapkan untuk menampung kertas suara.
Di depan altar, Kardinal akan mengangkat tinggi-tinggi kertas pilihannya sebagai bukti keabsahan, kemudian berlutut untuk berdoa: “Testor Christum Dominum, qui me iudicaturus est, me eum eligere, quem secundum Deum iudico eligi debere” (Aku memanggil Kristus Tuhan sebagai hakimku untuk menjadi saksi bahwa saya telah memilih calon ini, yang saya yakin sungguh bahwa dia dipilih sesuai kehendak Tuhan). Setelah berdoa, kertas suara dilipat dan dimasukkan ke dalam wadah.
Setelah seluruh Kardinal memberikan suara, tiga Kardinal termuda yang bertugas akan menghitung dan mengumpulkan suara, lalu mengumumkan hasilnya. Jika proses berjalan sesuai aturan, pemilihan dinyatakan sah.
Sinyal Asap Hitam atau Putih
Di akhir setiap putaran, kertas suara yang telah dibuka akan dilubangi, diikat dengan benang, dan kemudian dibakar di dalam oven. Jika belum ada Paus yang terpilih, kertas-kertas tersebut dibakar dengan campuran bahan kimia yang menghasilkan asap hitam.
Asap hitam ini menjadi sinyal bagi umat Katolik di seluruh dunia bahwa pemilihan belum menghasilkan pemimpin baru.
Pada hari pertama Konklaf (7/5/2025) yang dimulai pada sore hari, hanya ada satu putaran pemilihan. Hasilnya, melalui kepulan asap, baru akan terlihat setelah pukul 19.00 waktu Vatikan (tengah malam WIB). Yang terlihat hari itu adalah kepulan asap hitam.
Jika sebuah putaran menghasilkan mayoritas suara yang dibutuhkan, yang berarti seorang Paus telah terpilih, Kardinal Dekan akan bertanya kepada yang bersangkutan apakah ia menerima pemilihan tersebut.
Jika jawabannya adalah “Ya,” maka pertanyaan kedua akan diajukan: nama apa yang akan ia gunakan sebagai Paus. Setelah jawaban diberikan dengan jelas, Paus terpilih akan mengenakan pakaian kebesaran khusus. Tradisi mahkota sudah tidak lagi digunakan.
Setelah mengenakan pakaian khusus, Paus terpilih akan menuju altar, di mana kursi khusus telah disiapkan.
Di hadapannya, para Kardinal akan mengucapkan janji setia dan ketaatan. Pada saat inilah, kertas-kertas suara yang telah diikat akan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap putih, menandakan bahwa Gereja Katolik telah memiliki seorang Paus baru.
Asap putih yang mengepul dari cerobong di atas atap Kapel Sistina akan diiringi dengan bunyi lonceng panjang dari Basilika Santo Petrus.
Pengumuman dan Perkenalan Paus Baru
Bersamaan dengan keluarnya asap putih, Paus baru akan diantar menuju sebuah ruangan di samping altar yang disebut “camera lacrimatoria” atau Kamar Air Mata.
Di ruangan ini, ia akan beristirahat sejenak dan mempersiapkan diri untuk diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus.
Nama “Kamar Air Mata” sendiri menyiratkan tempat di mana Paus baru dapat meluapkan perasaannya, yang seringkali berupa air mata kegembiraan atau haru.
Di sini pula, ia akan mengenakan pakaian lain yang lebih sesuai untuk tampil di hadapan publik.
Dalam waktu sekitar 20 hingga 40 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah bergegas menuju Lapangan Santo Petrus, Paus baru akan diantar oleh para Kardinal menuju balkon Basilika Santo Petrus yang berbingkai merah dan tertutup kain merah.
Seorang Kardinal Diakon, didampingi dua ajudan, akan mengumumkan nama Paus baru kepada dunia dengan kalimat pembuka yang terkenal: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!” (Saya mengumumkan kepada kalian sebuah kegembiraan besar: Kita mempunyai seorang Paus!).
Setelah pengumuman, Kardinal Diakon dan kedua ajudan akan mundur, dan Paus baru akan tampil menyapa hadirin dan pemirsa di seluruh dunia dengan gestur tangan khas.
Ia juga akan menyampaikan wejangan singkat yang penuh makna, di mana kata-kata awalnya seringkali mencerminkan kepribadian, spiritualitas, arah teologi, pastoral, dan visi kepemimpinannya.
Setelah perkenalan dan sambutan ini, Paus baru akan kembali ke kediaman barunya di Vatikan. Beberapa hari kemudian, sebuah Misa instalasi akan dilaksanakan di Lapangan Santo Petrus, terbuka untuk seluruh umat.
Momen ini akan menjadi kesempatan bagi umat untuk mendengarkan khotbah pertama Paus baru, di mana visi, misi, harapan, dan arah kepemimpinannya di masa depan akan mulai terungkap dengan lebih jelas.
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 7 jam yang lalu
EKBIS | 9 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu