Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Selat Malaka, TNI AL Pastikan Pemantauan Ketat

Oleh: Bachtiarudin Alam
Jumat, 20 Juni 2025 | 17:41 WIB
Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Selat Malaka. (Foto/istimewa)
Kapal Induk AS USS Nimitz Melintasi Selat Malaka. (Foto/istimewa)

BeritaNasional.com - Pergerakan Kapal Induk AS USS Nimitz (CVN-68) yang melintasi Selat Malaka atau terpantau melewati wilayah perairan barat Aceh sempat menjadi sorotan di tengah konflik yang memanas di Timur Tengah.

Terlihatnya Kapal Induk dari Negeri Paman Sam tersebut pun dibenarkan TNI Angkatan Laut (AL) sempat terpantau mengaktifkan AIS pada posisi TSS tepatnya Utara Belawan 3 hari yang lalu pada 17 Juni 2025. 

“TNI AL terus melaksanakan pemantauan baik menggunakan sistem surveillance maupun unsur-unsur patroli terhadap seluruh kapal yang melintas di Perairan Selat Malaka,” kata Kadispenal, Laksma Tunggul dalam keteranganya dikutip Jumat (20/6/2025).

Meski demikian, Tunggul menjelaskan bahwa status selat malaka adalah Strait Used for International Navigation artinya memiliki status sebagai perairan yang digunakan untuk pelayaran internasional.

Maka, terkait dengan aturan tersebut Kapal Induk AS USS Nimitz berhak untuk melintasi perairan sebagaimana aturan yang berlaku secara internasional.

“Sehingga berlaku hak lintas damai sesuai dengan Unclos 82 dan history track USS Nimitz terpantau mulai dari Laut Natuna Utara,” ucapnya.

Sementara dikutip melalui RIA Novosti pada Selasa (17/6), sempat disebutkan oleh seorang pejabat pertahanan AS, bahwa Menteri Pertahanan Pete Hegseth telah memerintahkan kelompok penyerang USS Nimitz berpindah ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat.

“Tujuannya adalah untuk mempertahankan postur pertahanan AS di Timur Tengah dan menjaga personel Amerika,” ungkapnya.

Selain kapal induk, AS juga memperkuat kehadiran militernya melalui pengerahan jet tempur F-16, F-22, dan F-35. Laporan Fox News menyebutkan bahwa masa tugas pasukan udara di wilayah itu pun diperpanjang.

Presiden AS Donald Trump menegaskan pada hari yang sama bahwa AS telah mencapai “kendali penuh dan total atas wilayah udara Iran,” meskipun Iran dikenal memiliki sistem pertahanan udara yang kuat.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: