Kemlu Sebut Pemulangan Jenazah Pendaki Juliana Marins Tunggu Keputusan Keluarga di Brasil

Oleh: Bachtiarudin Alam
Sabtu, 28 Juni 2025 | 20:05 WIB
Gedung Kemlu. (Foto/Kemlu).
Gedung Kemlu. (Foto/Kemlu).

BeritaNasional.com - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI masih menunggu kabar dari Kedutaan Besar (Kedubes) Brasil terkait pemulangan jenazah pendaki Juliana Marins alias JDSP (26) yang meninggal setelah jatuh dari Gunung Rinjani.

“Pemulangan sedang dalam proses, termasuk koordinasi antara Kedubes Brazil dengan pihak keluarga,” kata Direktur Informasi dan Media Kemlu Hartyo Harkomoyo saat dikonfirmasi pada Sabtu (28/6/2025).

Pria yang akrab disapa Yoyok itu menyampaikan, sembari menunggu kabar dari pihak keluarga korban, Kemlu tengah mempersiapkan kebutuhan lain guna memastikan pemulangan berjalan lancar.

“Setelah tentunya ada keputusan definitif dari Keluarga dan Kedubes Brasil. (Karena) Terkait hal tersebut, Kemlu memfasilitasi melalui notifikasi dan akses kekonsuleran. Keduanya diberikan sesuai dengan Konvensi Wina 1963,” tandasnya.

Diketahui, posisi Jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins terakhir baru selesai diautopsi dan masih berada di RSUP Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, Bali.

Salah seorang Tim Dokter Forensik, Ida Bagus Putu Atit, mengatakan bahwa pemulangan jenazah JDSP diserahkan sepenuhnya oleh petugas. Saat ini, pihaknya menyiapkan keperluan agar jenazah bisa awet selama perjalanan.

“Jadi, sepengetahuan saya ya, karena di luar saya, ini akan mungkin dikirim ke negaranya. Nah, saya tidak tahu juga (waktu pastinya). Jadi, dari penyidik, sudah menyerahkan ke keluarga lewat kuasanya ya,” kata Ida Bagus yang dikutip pada Sabtu (28/6/2025).

 

“(Sekarang) Masih (di RS). Masih kita preservasi, jadi untuk mempertahankan bahwa jenazah itu tetap dalam keadaan awet ke negaranya. Belum juga, belum ada (jadwal pasti). Informasi terakhir masih mencari penerbangan, jadwal penerbangan,” katanya.

 

Sebelumnya, jenazah pendaki asal Brasil Juliana Marins (26) yang jatuh saat mendaki Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), akhirnya dapat dievakuasi Tim SAR Gabungan pada Rabu (25/6/2025).

 

Evakuasi dilakukan dari jurang sedalam lebih dari 600 meter oleh Tim SAR Gabungan. Korban dilaporkan sempat hilang setelah jatuh dari puncak Gunung Rinjani pada Jumat (20/6/2025).

 

Sementara itu, dari hasil autopsi, dipastikan penyebab kematian korban adalah luka akibat benturan benda tumpul hingga mengalami luka pendarahan. Bahkan, diperkirakan korban tidak lebih dari 20 menit meninggal dunia setelah terjatuh dari puncak Gunung Rinjani.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: