Iran Tegaskan Tak Akan Hentikan Pengayaan Nuklir setelah Diserang AS

BeritaNasional.com - Iran tidak akan menghentikan program pengayaan nuklirnya meskipun sejumlah fasilitas utama mengalami kerusakan parah akibat serangan udara Amerika Serikat pada Juni lalu.
Hal ini ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Seyed Abbas Araghchi, kepada media AS pada Senin (21/7/2025).
Dilansir dari Xinhua News pada Selasa (22/7/2025), Araghchi mengungkapkan kondisi fasilitas nuklir negaranya.
"Rusak parah. Tingkat kerusakannya saat ini sedang dievaluasi oleh organisasi energi atom kami," ucapnya.
Kerusakan tersebut ini kata dia, sementara waktu menghentikan kemampuan Iran dalam melakukan pengayaan uranium.
Serangan udara AS, yang terjadi pada 22 Juni, menargetkan tiga fasilitas nuklir Iran di Natanz, Fordow, dan Isfahan.
Menurut penilaian Pentagon, dampak serangan tersebut diperkirakan menghambat program nuklir Teheran hingga "satu sampai dua tahun."
Meski demikian, Iran bersikukuh untuk tidak menyerah pada program tersebut.
“Kita tidak bisa meninggalkan pengayaan karena itu adalah pencapaian para ilmuwan kita sendiri. Dan sekarang, lebih dari itu, ini adalah masalah kebanggaan nasional. Pengayaan kita sangat berharga bagi kita,” tegas Araghchi.
Serangan udara AS terhadap Iran terjadi di tengah konflik sengit 12 hari antara Israel dan Iran pada bulan lalu.
Konflik ini bermula pada 13 Juni, ketika Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah target di Iran, termasuk fasilitas militer dan nuklir, yang menewaskan komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Iran kemudian membalas dengan meluncurkan beberapa gelombang serangan rudal dan pesawat nirawak ke wilayah Israel, yang juga menimbulkan korban jiwa dan kerusakan. Gencatan senjata antara kedua negara akhirnya tercapai pada 24 Juni.
Pascaserangan Israel, putaran keenam negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang seharusnya digelar di Oman pada 15 Juni dibatalkan.
Menanggapi wawancara Araghchi di Fox News, Presiden AS Donald Trump menulis di Truth Social pada Senin malam: "Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengenai Situs Nuklir Iran: 'Kerusakannya sangat parah, semuanya hancur.' Tentu saja, seperti yang saya katakan, dan kami akan melakukannya lagi, jika perlu!"
Pada akhir Juni, Senat AS telah menolak resolusi yang bertujuan membatasi wewenang presiden untuk melancarkan tindakan militer lebih lanjut terhadap Iran tanpa persetujuan kongres.
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu