LNHAM Usut Kerusuhan Demo Agustus, Hasil Analisis Bakal Diserahkan ke Pemerintah

Oleh: Bachtiarudin Alam
Minggu, 14 September 2025 | 09:47 WIB
Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati dalam sebuat kegiatan. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)
Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati dalam sebuat kegiatan. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)

BeritaNasional.com - Enam lembaga hak asasi manusia (HAM) telah secara resmi membentuk Tim Independen LNHAM guna mengusut pencarian fakta terkait peristiwa dengan demonstrasi berujung ricuh pada Agustus 2025.

Tercatat ada enam lembaga yang tergabung dalam LNHAM, yakni LPSK, Komnas HAM, Komnas Perempuan, KPAI, Ombudsman, dan Komisi Nasional Disabilitas.

"Tim ini tidak hanya berfokus pada pencarian fakta, tetapi juga menempatkan kondisi korban dan keluarganya sebagai prioritas utama. Melalui kerja sama enam lembaga HAM ini, tim menghimpun data, informasi, serta pengalaman langsung dari para korban, untuk kemudian dianalisis secara menyeluruh," kata Wakil Ketua LPSK Sri Suparyati dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Minggu (14/9/2025).

Seluruh lembaga akan bertugas sesuai dengan wewenang dalam undang-undang untuk saling berkoordinasi. Tujuannya, pengungkapan kebenaran, penegakan hukum, pemulihan korban, serta pencegahan pelanggaran serupa tidak terulang dapat lebih efektif.

“Bahwa ruang lingkup kerja tim independen ini mencakup pemantauan peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan. Tim akan menilai dampak peristiwa, termasuk korban jiwa, korban luka-luka, trauma psikologis, kerugian sosial-ekonomi serta kerusakan fasilitas umum,” ujar Sri. 

Jadi, kehadiran LNHAM dapat secara independen menjadi langkah penting memastikan suara korban tidak terabaikan. Data, informasi, serta pengalaman langsung dari para korban terhimpun untuk dianalisis secara menyeluruh.

Fokus utama dari tugas LNHAM adalah mengkaji dampak sosial, psikologis, dan ekonomi yang dialami korban maupun keluarganya akibat dampak dari kerusuhan Agustus lalu.

“Ini yang perlu kami suarakan agar peristiwa-peristiwa seperti ini menjadi prioritas pemerintah supaya tidak terulang kembali, serta agar tuntutan masyarakat bisa ditindaklanjuti. Yang perlu digarisbawahi adalah tim ini bukan hanya untuk pencarian fakta, tapi juga mengedepankan kondisi korban,” tegas Sri.

Hasil analisis ini bakal diserahkan kepada pemerintah sebagai rekomendasi dalam mengambil sebuah kebijakan. Harapannya, tidak hanya aspek penegakan hukum, tetapi upaya memulihkan dan melindungi korban.

“Sesuai tupoksi enam lembaga HAM ini, salah satunya adalah menganalisis dampak peristiwa terhadap korban dan keluarganya. Jika ada temuan, tentu harus direkomendasikan kepada pemerintah, dan pemerintah harus memikirkan bagaimana dampaknya terhadap korban dan keluarganya,” paparnya.

"Temuan yang muncul nanti harus direkomendasikan kepada pemerintah, yang tidak hanya dituntut dari sisi hukum, tetapi juga memikirkan dampak nyata terhadap korban. Dengan begitu, penanganan peristiwa akan menjadi satu paket yang menyeluruh dan komprehensif,” katanya.

Sementara itu, data yang baru dihimpun dari temuan LNHAM atas tragedi kerusuhan pada Agustus 2025, ada 10 korban jiwa. Berikut daftarnya:

1. Affan Kurniawan (Jakarta) Pengemudi ojol asal Jakarta yang meninggal dunia setelah dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi di Jakarta, Kamis, 28 Agustus 2025. 

2. Andika Lutfi Falah (Jakarta) siswa kelas 11 di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 14 Kabupaten Tangerang yang alami luka bagian kepala belakang setelah terlibat kerusuhan demo di Jakarta pada 29 Agustus 2025. 

3. Rheza Sendy Pratama (Jogja) merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Yogyakarta yang ditemukan meninggal dengan luka memar usai demonstrasi.

4. Sumari (Solo) merupakan tukang becak asal Solo yang meninggal dunia diduga akibat terkena tembakan gas air mata saat terjadi bentrokan massa demonstrasi di Surakarta.

5. Saiful Akbar (Makassar) Kepala Seksi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Makassar, yang menjadi korban saat insiden kebakaran melanda kantor DPRD Makassar ketika demo pecah.

6. Muhammad Akbar Basri (Makassar) merupakan pegawai Humas DPRD Makassar yang meninggal, akibat terjebak saat kebakaran di kantor DPRD Makassar ketika demo pecah.

7. Sarina Wati (Makassar) pegawai DPRD Makassar yang meninggal, akibat terjebak saat kebakaran di kantor DPRD Makassar ketika demo pecah.

8. Rusdamdiansyah (Makassar) pengemudi ojol di Makassar yang tewas setelah dikeroyok massa. Karena dituduh sebagai intel saat demo di depan Kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

9. Iko Juliant Junior (Semarang) mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang angkatan 2024 yang meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUP dr. Kariadi, Semarang setelah mengikuti demo.

10. Septinus Sesa (Manokwari) warga yang diduga terlibat aksi blokade di kawasan Wirsi dan Jalan Yosudarso, Manokwari. Penyebab kematian sampai saat ini masih terus didalami.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: