Jelang Mudik Lebaran, IDI Minta Masyarakat Lebih Peduli Kesehatan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 28 Maret 2024 | 15:00 WIB
Ilustrasi mudik lebaran (Foto/Lydia)
Ilustrasi mudik lebaran (Foto/Lydia)

Indonesiaglobe.id - Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Dr. dr. Erlina Burhan SpP(K) mengatakan, perubahan iklim berisiko untuk kesehatan kerumunan mudik.

"Kalau Anda berisiko untuk mudah terinfeksi seperti orangtua, orang dengan 'komorbid', punya risiko untuk tertular kan? Kita sadar diri saja untuk memakai masker," kata Erlina dalam diskusi daring Menjelang Mudik Lebaran di Jakarta.

Dokter Erlina mengatakan, musim hujan juga berpotensi menurunkan sistem imun pada sebagian orang.

Oleh karena itu, menurut Dokter Erlina, berkerumun adalah saat di mana orang perlu meningkatkan kewaspadaan, termasuk menjaga tubuhnya agar tidak tertular penyakit yang dapat menyerang saluran pernapasan seperti Covid-19, contohnya, atau penyakit Flu Singapura yang kasusnya sedang meningkat oleh adanya infeksi Coxsackievirus.

Terkait Coxsackievirus, modus penularan cukup banyak. Umumnya adalah kontak langsung dengan penderita lewat ruam lenting pada kulit yang terbuka (pecah) atau cairan droplet menyentuh mulut dan rongga mulut kita, atau lewat makanan yang masuk ke mulut.

Penyakit itu membuat penderitanya demam, batuk dan sakit tenggorokan dengan masa inkubasi rata-rata 10 sampai 14 hari.

Kematian akibat penyakit ini masih sangat jarang terjadi, tingkatnya masih di bawah penyakit Monkey Pox atau cacar monyet yang angka kematiannya antara tiga sampai enam persen.

Dikutip dari Antara, prinsip penanganannya adalah bersifat suportif dan pemberian obat sesuai gejala. Karena belum ada vaksin untuk Flu Singapura, pastikan melakukan etika ketika batuk dan kurangi kontak langsung dengan individu lain serta sterilisasi tangan dan jaga higienitas tubuh dengan mandi setiap hari.

Hingga pekan ke-11 2024, menurut Dokter Erlina, Kementerian Kesehatan melaporkan terdapat 5.461 orang terjangkit Flu Singapura di Indonesia.

Dia menambahkan, Dinas Kesehatan Banten melaporkan 738 kasus Flu Singapura di kawasan tersebut terjadi sejak Januari hingga Maret 2024.

Sementara itu, kata Dokter Erlina, Dinkes Depok melaporkan 45 kasus suspek Flu Singapura di kawasan tersebut terjadi sejak Januari hingga Maret 2024, 10 pasien di antaranya dirawat di satu rumah sakit.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: