Hasil Pertemuan Jokowi dan MBZ: Ajak Kerja Sama IKN dan Investasi di Ekosistem Kendaraan Listrik

Oleh: Imantoko Kurniadi
Sabtu, 20 Juli 2024 | 14:00 WIB
Presiden Jokowi usai menyaksikan laga perdana pembukaan turnamen sepak bola Piala Presiden 2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. (Foto: BeritaNasional/BPMI Setpres/Rusman)
Presiden Jokowi usai menyaksikan laga perdana pembukaan turnamen sepak bola Piala Presiden 2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung. (Foto: BeritaNasional/BPMI Setpres/Rusman)

BeritaNasional.com -  Presiden Joko Widodo mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Presiden Persatuan Emirat Arab (PEA) Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ),Selasa (16/7/2024) hingga Rabu (17/7/2024) lalu.

Dalam kunjungan kenegaraannya itu, terdapat dua isu utama yang menjadi fokus dalam peningkatan kerja sama antarnegara ini.

"Ke UEA kita hanya membahas dua hal penting, meskipun ada banyak yang lainnya," kata Jokowi kepada wartawan di Stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Jumat (19/7/2024).

Fokus pertama adalah mengenai pembangunan pusat keuangan atau financial center di Ibu Kota Nusantara (IKN). Presiden menyebut bahwa pemerintah ingin mempelajari sistem di Dubai International Financial Center (DIFC).

"Di situ ada sistemnya yang kita ingin tiru, rekrutmennya seperti apa, membawa uang untuk bisa masuk ke financial center di Dubai seperti apa, DIFC," ujar Jokowi.

Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan bahwa ia telah menandatangani nota kesepahaman antara Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) dan DIFC.

"Artinya financial center yang di IKN ini nanti akan kita harapkan segera dibentuk dan segera bisa berjalan," ucap Jokowi.

Isu kedua yang dibahas adalah kerja sama dalam sektor nikel, yang mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir, mulai dari pertambangan, produksi katode dan prekursor, pembuatan baterai kendaraan listrik, hingga kendaraan listrik itu sendiri.

Selain PEA dan Indonesia, akan ada dua negara lain yang saat ini tengah didekati untuk bekerja sama.

"Kalau ini berhasil, kita harapkan bisa menguasai 80-85 persen pasar dunia, itu yang kita harapkan," jelasnya.

Kerja sama tersebut menekankan pentingnya kolaborasi internasional dalam menguatkan posisi Indonesia di pasar global, khususnya dalam industri yang sedang berkembang pesat seperti kendaraan listrik dan teknologi baterai.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: