BMKG Siapkan Sistem Peringatan Dini Gempa dan Tsunami

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Senin, 09 September 2024 | 07:32 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto/BMKG).
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. (Foto/BMKG).

BeritaNasional.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menegaskan pentingnya pengembangan teknologi lokal dalam menghadapi ancaman tsunami di masa depan. 

Ia menekankan bahwa sistem peringatan dini tsunami saat ini memang berfokus pada ancaman tsunami megathrust, seperti yang terjadi di Banda Aceh, namun pengembangan Sistem Processing Merah Putih telah jauh berkembang dibandingkan 20 tahun lalu.

"Sistem ini tidak hanya disiapkan untuk menghadapi tsunami megathrust, tetapi juga untuk berbagai jenis tsunami lainnya," ujar Dwikorita dikutip dari laman BMKG, Senin (9/9/2024)

Pengembangan ini diharapkan mendukung kemandirian teknologi dalam sistem peringatan dini tsunami Indonesia (InaTEWS) dan meningkatkan kualitas pelayanan informasi gempa bumi serta peringatan dini tsunami yang berguna bagi pemangku kepentingan dalam menyusun konsep evakuasi yang efektif dan efisien.

Lebih lanjut Dwikorita, menyampaikan bahwa BMKG bersama berbagai universitas di Indonesia saat ini tengah mengembangkan sistem pemrosesan tsunami dan gempa bumi yang sepenuhnya dikerjakan oleh pakar-pakar Indonesia.

"Ke depannya, kita berharap bisa lebih mandiri dalam mengembangkan teknologi mitigasi bencana, meskipun kolaborasi dengan negara maju tetap dilakukan, kita tidak ingin lagi bergantung sepenuhnya pada teknologi mereka," tambahnya.

Sistem baru yang dikenal dengan "Merah Putih" ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap teknologi asing.

Pengembangan Sistem Processing InaTEWS Merah Putih ini adalah manifestasi kemandirian bangsa dan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing. 

Sistem ini diharapkan dapat mendorong kreativitas dan inovasi dari kalangan akademisi serta praktisi dalam merancang sistem peringatan dini yang lebih akurat dan efektif.

Beberapa universitas ikut terlibat, semisalnya Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Indonesia (UI), sistem ini diharapkan menjadi contoh sukses kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan lembaga internasional. 

Meskipun tantangan masih ada, optimisme tetap tinggi bahwa Indonesia akan menjadi negara yang lebih siap menghadapi bencana di masa depan.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: