Modernisasi Pertanian Tekan Biaya hingga 70 persen

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 13 Oktober 2024 | 20:37 WIB
Modernisasi pertanian tekan banyak biaya (Foto/Pixabay)
Modernisasi pertanian tekan banyak biaya (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, modernisasi pertanian mampu menekan biaya produksi hingga 70 persen, meningkatkan efisiensi, serta mempercepat proses budi daya untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

"Sekarang saatnya kita operasikan alat panen (modern), sehingga menekan biaya 60 sampai 70 persen kemudian losses berkurang 20 persen. Biaya murah dan pastinya meningkatkan produksi," kata Mentan.

Mentan menekankan hal itu kepada petani yang ada di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). Baginya modernisasi sebagai kunci peningkatan produksi pertanian.

Meski begitu, Mentan tidak menyebutkan secara rinci berapa biaya dalam nominal rupiah yang dapat dihemat jika menerapkan pertanian modern.

“Kita harus bertransformasi menuju pertanian modern. Proses usaha tani akan lebih efisien dan biaya produksi juga lebih murah,” ujar Amran dikutip dari Antara.

Ia pun mempraktikkan secara langsung bagaimana cara penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), salah satunya combine harvester saat melakukan panen.

Ia mengatakan, ternyata menggunakan alat dan mesin pertanian modern seperti combine harvester, produksi padi akan meningkat.

Dalam meningkatkan produksi pertanian demi mencapai swasembada pangan, pihaknya melakukan pompanisasi di seluruh wilayah Indonesia.

Amran menjelaskan, pompanisasi merupakan upaya Kementan dalam rangka penambahan areal tanam (PAT) yang dikonsentrasikan di daerah-daerah sentra produksi, termasuk di Sulsel.

Sulsel merupakan penghasil beras nomor 4 nasional. Realisasi PAT di Sulsel telah mencapai 97,53 persen dengan luasan 106.710 hektare dari total target 109.412 hektare berdasarkan data Kementan.

Sementara untuk Kabupaten Gowa yang merupakan kawasan penopang pangan di bagian selatan Sulsel capaian luas tambah tanam (LTT) sudah lebih dari 100 persen yaitu 71.230 hektare dari target 70.087 hektare.

Basri, salah satu petani muda yang sudah sudah tiga tahun terjun di dunia pertanian mengakui bahwa penggunaan alat mesin pertanian, salah satunya combine harvester, sangat bermanfaat dan signifikan.

"Semenjak ada combine ini, kami merasa terbantu. Proses panen lebih cepat, gabah tidak banyak yang terbuang dan biaya bisa ditekan," ujar Basri.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: