Borobudur Writers and Culture Festival Jadi Jembatan Penghubung Masa Lalu dan Masa Kini

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 21 November 2024 | 02:30 WIB
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto/Kementerian Kebudayaan)
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto/Kementerian Kebudayaan)

BeritaNasional.com - Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam acara Borobudur Writers and Culture Festival (BWCF) mengatakan, kegiatan tersebut merupakan suatu pencapaian dari perjalanan panjang sebagai forum literasi, seni dan budaya, yang mempunyai cakupan internasional. 

"BWFC lebih dari sekadar festival. Kegiatan ini sudah menjadi satu ruang dialog budaya, titik temu berbagai gagasan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, dan membangun jembatan untuk masa depan,” ujar Fadli Zon.

BWCF 2024 merupakan penerima Dana Indonesiana kategori Event Strategis. Program-program yang dilaksanakan diantaranya Pidato Kebudayaan; Simposium; Ceramah Umum (lectures); Pertunjukan Seni dan Sastra, dan Pemutaran Film yang berkaitan dengan Sumatra. 

BWCF akan mengundang pakar-pakar arkeologi Sriwijaya baik dari Indonesia  maupun mancanegara. BWCF juga menghadirkan seniman-seniman dan sastrawan 
terkemuka yang berasal dari Sumatra dan Asia Tenggara. 

Fadli Zon juga menekankan perlunya revitalisasi KCBN Muarajambi dengan mengeksplorasi narasi sejarahnya. “Membaca ulang Muarajambi dan 
Nalanda ini penting, tetapi setelah membaca ulang, mungkin kita perlu menulis ulang sejarah kita,” ujarnya.

Dengan terselenggaranya festival dan simposium internasional di Muarajambi, BWCF juga turut mempromosikan KCBN Muarajambi sebagai 
salah satu situs warisan dunia yang penting. 

“Sebagai target jangka pendek, kami mengupayakan pengakuan KCBN Muarajambi sebagai situs warisan dunia atau world heritage dari UNESCO,” katanya.

BWCF 2024 yang merupakan rangkaian kegiatan kebudayaan diharapkan menjadi momentum strategis untuk memperkenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada 
masyarakat internasional sekaligus memperkuat identitas bangsa. 

“Kita harus kembalikan jati diri kita, Reinventing Indonesia Identity, bahwa kita ini adalah satu bangsa peradaban 
yang tertua di dunia,” pungkasnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: