Wamendagri Sebut Legitimasi Kepala Daerah Tetap Valid Meski Suara Golput Tinggi

Oleh: Ahda Bayhaqi
Selasa, 10 Desember 2024 | 16:51 WIB
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya (Beritanasional/Panji)
Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya (Beritanasional/Panji)

BeritaNasional.com - Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya menegaskan, meski angka golput tinggi, kepala daerah yang terpilih di Pilkada 2024 tetap memiliki legitimasi yang kuat. Menurut Bima, yang penting kepala daerah tersebut membuktikan dengan kinerjanya.

"Ya tetap saja, itu valid, legitimasi berikutnya adalah legitimasi dalam hal kinerja pemerintahan," kata Bima di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Bima mengatakan, banyak kepala daerah yang memiliki legitimasi kuat dalam pemerintahannya karena bekerja baik. Meski terpilih dengan perolehan suara yang tipis.

"Banyak juga yang terpilih dengan suara tipis ya tapi kemudian bisa membangun legitimasi pemerintahan karen perform karena memiliki kinerja yang baik begitu," ujarnya.

"Jadi yang pasti babak ini sudah dilewati walaupun tingkat partisipasi politiknya di beberapa titik rendah nah sekarang publik menunggu bagi para kepala daerah terpilih ini untuk menunjukkan legitimasinya melalui kinerjanya dan itu akan kita awasi bersama-sama dengan pemerintah," jelas Bima.

Menurutnya, jumlah golput yang tinggi karena beberapa faktor. Mulai dari faktor cuaca dan bencana alam, sampai juga faktor TPS yang lebih sedikit.

"Tapi apapun itu tingkat partisipasi politik yang tinggi ya jelas lebih baik bagi legitimasi demokrasi," pungkas Bima.

Sebelumnya, Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (Rido) menyayangkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024 pekan lalu.

Sekretaris Tim Pemenangan Rido, Basri Baco, mengatakan bahwa partisipasi masyarakat di pilgub kali ini menorehkan sejarah bahwa pemilihan umum merupakan pesta demokrasi dengan angka golongan putih (golput) paling tinggi.

"Kita ketahui bersama partisipasinya begitu rendah, bahkan hanya sekitar 50 persen lebih sedikit. Ini tercatat sebagai partisipasi terendah sepanjang sejarah Pilkada di DKI Jakarta. Kita merasa sedih karena hasil pilkada tidak memiliki legitimasi yang kuat," kata Baco kepada wartawan di DPD Golkar DKI, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2024).sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: