Sederet Alasan Denny JA Disebut Sosok Jenius Multi Dimensi
BeritaNasional.com - Pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Satrio Arismunandar mengatakan bahwa Denny JA kini tumbuh sebagai figur jenius modern asal Indonesia. Ia bilang Denny JA seorang tokoh multidimensi yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam politik, sastra, media sosial, dan aktivisme sosial.
“Dalam setiap bidang yang ia geluti, ia tidak hanya berhasil tetapi juga menciptakan standar baru yang menginspirasi generasi berikutnya,” ujar Satrio. dalam esainya menyambut perayaan 62 tahun usia Denny JA dikutip, Rabu (8/1/2025).
Satrio menegaskan bahwa Denny JA adalah figur multidimensional yang telah melampaui batas-batas konvensional di setiap bidang yang disentuhnya.
“Dalam sejarah peradaban manusia, istilah ‘jenius’ sering disematkan kepada individu yang menciptakan inovasi melampaui batas zamannya. Leonardo da Vinci menguasai seni, sains, dan teknik. Rabindranath Tagore menyentuh sastra dan filsafat,” jelas dia.
Satrio pun membeberkan beberapa alasan mengapa Denny JA ia anggap layak disebut jenius. Pertama, Denny JA merevolusi dunia konsultan politik. Sebagai pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA adalah pelopor modernisasi kampanye politik di Indonesia.
Ia mengubah pendekatan tradisional berbasis intuisi menjadi strategi ilmiah berbasis survei dan riset opini publik. Dengan memanfaatkan data dan narasi, Denny JA menciptakan revolusi dalam demokrasi Indonesia.
"Di bawah kepemimpinannya, LSI membantu memenangkan lima pemilu presiden berturut-turut (2004, 2009, 2014, 2019, 2024), sebuah prestasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Lebih dari itu, LSI juga menjadi kunci sukses bagi puluhan gubernur dan lebih dari 100 kepala daerah," kata Satrio.
Satrio berkata, Denny JA tidak hanya menyajikan data kepada kliennya, tetapi juga membangun narasi strategis yang menyentuh hati rakyat. Dengan pendekatan soft power, ia membuktikan bahwa perubahan besar dapat dilakukan tanpa kekerasan, melainkan dengan strategi komunikasi yang matang.
Sebagai pengusaha, Denny JA juga memiliki portofolio luas di sektor properti, hotel, tambang, dan kuliner. Kekayaannya yang melampaui Rp1 triliun menjadi bukti kemampuannya mengelola berbagai bidang secara profesional.
Lalu, pada tahun 2012, Denny JA menciptakan genre puisi esai, perpaduan antara puisi, narasi cerita, dan isu sosial. Buku debutnya, Atas Nama Cinta, menjadi tonggak awal sebuah gerakan sastra yang kini telah menghasilkan lebih dari 150 buku puisi esai di Asia Tenggara.
“Puisi esai tidak hanya menjadi ekspresi seni, tetapi juga alat advokasi sosial. Genre ini telah digunakan untuk membahas isu-isu sensitif seperti diskriminasi agama, pernikahan anak, hingga kekerasan berbasis gender,” katanya.
Ketiga, di era digital, Denny JA adalah pionir yang memahami potensi media sosial sebagai alat pengaruh. Pada tahun 2014, majalah TIME menempatkannya sebagai salah satu dari 30 tokoh paling berpengaruh di Internet karena perannya dalam membentuk opini publik selama pemilu presiden Indonesia.
Melalui media sosial, Denny JA tidak hanya berbicara kepada jutaan orang, tetapi juga menciptakan ruang diskusi untuk mempromosikan nilai-nilai keadilan dan demokrasi.
“Penghargaan “World’s Golden Tweet” yang diterimanya pada 2014 menjadi bukti bagaimana ia memanfaatkan teknologi untuk perubahan sosial,” jelasnya.
Lalu, sambung Satrio, Denny JA, membawa seni ke ranah advokasi sosial. Puisi esai, video pendek, dan kampanye digital menjadi alatnya untuk mengedukasi publik tentang toleransi dan hak asasi manusia.
Denny JA memahami bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyentuh hati, lebih dari retorika politik atau wacana akademik. Pendekatan ini mengingatkan kita pada tokoh seperti Rabindranath Tagore, yang juga menggunakan seni sebagai alat perubahan sosial.
“Sebagai pemikir multidisiplin, Denny JA memperkenalkan Enam Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI. Prinsip-prinsip ini mengintegrasikan tradisi agama, sains, dan teknologi untuk menciptakan harmoni di era modern,” jelasnya.
Lebih lanjut, Satrio pun menjabarkan empat alasan lainnya Denny JA disebut jenius. Pertama, inovasi yang berkelanjutan. Denny JA menurutnya terus menciptakan sesuatu yang baru dan relevan di setiap bidang, dari politik hingga sastra.
Selanjutnya, Denny JA memberikan dampak yang luas yakni melalui karyanya mampu memengaruhi tidak hanya individu tetapi juga struktur sosial dan politik di Indonesia. Kemudian, Denny JA juga sudah mendapatkan pengakuan internasional.
Hal tersebut terbukti dirinya mendapatkan penghargaan dari TIME dan prestasi global lainnya menunjukkan bahwa ia melampaui batas-batas nasional.
Lebih jauh, Denny JA adalah simbol dari potensi manusia untuk melampaui batas-batas disiplin, menciptakan inovasi, dan membawa dampak nyata di dunia.
“Dalam usia 62 tahun, ia tidak hanya menjadi tokoh nasional tetapi juga ikon global, yang karyanya akan terus menginspirasi generasi mendatang. Ini penting untuk mengangkat sisi jenius Denny JA agar ia menjadi teladan tokoh yang tak hanya menciptakan inovasi, tapi juga ikut menanamkan pentingnya “Power of Giving,” tandasnya.
7 bulan yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 3 jam yang lalu
OLAHRAGA | 8 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu