Produksi Beras Maret Diperkirakan Capai 5,48 Juta Ton

BeritaNasional.com - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, proyeksi padi setara beras pada musim panen Maret 2025, diperkirakan mencapai hingga 5,48 juta ton.
“Saat ini waktunya Bulog untuk menyerap dengan maksimal hasil produksi panen petani dalam negeri. Proyeksi produksi beras kita di Maret ini akan bisa mencapai 5,48 juta ton," kata Arief.
Ia mengatakan, proyeksi tersebut jika dibandingkan dengan kebutuhan beras untuk konsumsi bulanan secara nasional, maka masih akan ada surplus mencapai 2,74 juta ton di periode Maret.
"Jadi ayo kita genjot bersama supaya pemerintah bisa serap hasil petani seoptimal mungkin untuk mempertebal stok CBP Indonesia," ujarnya.
Ia menyampaikan, pemerintah berkomitmen memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memastikan penyerapan gabah dan beras petani secara optimal bersama Perum Bulog.
"Terlebih puncak panen raya padi diproyeksikan akan dimulai pada Maret ini, sehingga momentum ini harus dioptimalkan untuk penguatan stok cadangan beras pemerintah atau CBP," tuturnya.
Terkait prediksi puncak panen raya padi di Maret 2025, lanjut Arief, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), puncak panen raya tahun ini akan jatuh pada periode Maret dan April 2025 karena memiliki estimasi produksi beras total mencapai 10,45 juta ton.
Proyeksi itu dinilai sebagai produksi paling tinggi dalam tiga tahun terakhir dengan periode yang sama.
"Produksi beras di Maret bisa mencapai 5,48 juta ton, sedangkan menurut Proyeksi Neraca Pangan kebutuhan konsumsi di Maret adalah 2,74 juta ton, sehingga ada surplus 2,74 juta ton," ucapnya.
Sementara produksi April diperkirakan 4,97 juta ton dengan kebutuhan konsumsi 2,54 juta ton. Hal itu bisa membuat surplus hingga di angka 2,43 juta ton.
Lebih lanjut, Arief menyebutkan bahwa realisasi serapan Bulog hingga saat ini masih sekitar 250 ribuan ton.
"Nah, pada Maret dan April ini waktunya Bulog untuk fokus dan terus menaikkan kuantitas serapan gabah/beras, sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo agar menyerap gabah kering panen (GKP) Rp 6.500 per kg,” tuturnya.
Adapun hingga 11 Maret, realisasi serapan setara beras oleh Bulog telah menyentuh angka 255 ribu ton atau 8,52 persen dari total target 3 juta ton setara beras. Pemerintah menginginkan kecukupan stok beras yang dikelola Bulog harus berasal dari produksi dalam negeri.
Dalam hal ini, pemerintah melalui Bapanas telah mengeluarkan kebijakan agar Bulog bisa menyerap hasil gabah petani dengan harga Rp 6.500 per Kg. Langkah itu ditetapkan melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Kepbadan) Nomor 14 tahun 2025 dan Kepbadan Nomor 16 Tahun 2025.
Sumber: Antara
9 bulan yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu