Kamis, 20 Maret 2025
JADWAL SALAT & IMSAKIAH
Imsak
00:00
Subuh
00:00
Zuhur
00:00
Ashar
00:00
Magrib
00:00
Isya
00:00

Pemerintah Lakukan Deregulasi Industri Padat Karya untuk Dorong Daya Saing dan Investasi

Oleh: Tarmizi Hamdi
Kamis, 20 Maret 2025 | 10:40 WIB
Ilustrasi industri padat karya. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Ilustrasi industri padat karya. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Pemerintah terus berkomitmen  mendukung pertumbuhan industri padat karya agar dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Sektor ini memiliki peran strategis dalam mengurangi angka pengangguran melalui penciptaan lapangan kerja yang luas.

Dalam rapat di Istana Merdeka pada Rabu (19/3/2025), Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan percepatan deregulasi untuk meningkatkan daya saing, membuka lebih banyak lapangan kerja, serta mempercepat investasi di sektor tekstil, produk tekstil, sepatu, dan industri padat karya lainnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan pemerintah saat ini memberikan perhatian khusus pada sektor tekstil dan produk tekstil yang telah menyerap hampir 4 juta tenaga kerja serta mencatatkan ekspor lebih dari USD 2 miliar.

“Tadi arahan Pak Presiden untuk terkait dengan ketersediaan bahan baku, terkait dengan illegal import, terkait supply chain itu untuk dipermudah dan disederhanakan. Jadi arahan pertama tentu Pemerintah harus melihat dari keseluruhan supply chain, dan juga melakukan harmonisasi daripada tarif yang sudah dilakukan. Dan kedua kita merespons terhadap barang yang didumping, melalui tindakan anti-dumping. Nah ini beberapa langkah yang kita akan lakukan, dan ditambah lagi tentu barang-barang ini adalah barang-barang yang kompetitif,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta pada Rabu (19/3/2025).

Selain itu, Presiden Prabowo Subianto mendorong agar program padat karya dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan demikian, industri tersebut dapat memperoleh kemudahan dalam perizinan serta fasilitas insentif yang diperlukan.

Menko Airlangga menambahkan bahwa Pemerintah akan terus melakukan deregulasi dan debirokratisasi, termasuk dalam perizinan terkait AMDAL. Pemerintah juga berencana membentuk satuan tugas untuk mempercepat implementasi kebijakan ini.

“Yang ketiga, di tengah ketidakpastian di geopolitik, tentu pasar kita harus terus dijaga. Dan kalau kita lihat memang pasar terbesar tekstil, produk tekstil ini adalah di EU. Yang besarnya marketnya sekitar hampir ke 30 persen dari demand global. Amerika sekitar 15 persen dan the rest of the world sisanya. Sehingga menjadi penting tadi I-EU CEPA segera bisa diselesaikan,” ujar Menko Airlangga.

Untuk menjaga daya saing industri, Pemerintah juga menyiapkan program revitalisasi mesin produksi. Pemerintah akan menyediakan kredit investasi senilai Rp20 triliun dengan subsidi bunga 5 persen selama 8 tahun bagi sektor padat karya, termasuk industri tekstil, sepatu, makanan dan minuman, serta furnitur.

“Selanjutnya tentu kita berharap bahwa dengan sektor padat karya ini bisa ditangani dengan baik. Kita berharap lapangan kerja bisa tercipta dan kita menargetkan sesudah I-EU CEPA ini diharapkan industri ini akan kembali bergeliat,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: