Anwar Ibrahim Sebut ASEAN Punya Kekuatan Ekonomi Besar

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 15 April 2025 | 19:00 WIB
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (Foto/Instagram Anwar Ibrahim My)
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim (Foto/Instagram Anwar Ibrahim My)

BeritaNasional.com - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan, ASEAN mempunyai kekuatan ekonomi besar namun harus berani mengambil langkah proaktif sesuai kemampuan untuk menggerakkannya.

Anwar mengatakan, visinya menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai regional yang damai dan aman berhasil dicapai namun kerja sama ekonomi negara-negara ASEAN belum kuat, kondisi itu menjadi kelemahan atau celah.

“Mustahil dengan kekuatan kita 649 juta orang ASEAN, dengan Produk Domestik Bruto lebih dari 3 triliun dolar AS tak ada kemampuan, pasti ada. Tetapi itu dapat terjadi sekiranya kita membangun kekuatan internal di antara kita,” kata Anwar.

Meskipun sudah ada kerja sama awal seperti penggunaan mata uang lokal lewat Inisiatif Chiang Mai, dan mulai menerapkan 20 persen dari nilai perdagangan dengan Indonesia, Thailand, dan negara-negara luar. Ia mengatakan, ruang perdagangan antara negara-negara ASEAN yang besar belum dimaksimalkan.

Anwar menjelaskan, hal itu yang juga menjadi penekanan dalam pertemuan menteri-menteri keuangan dan ekonomi negara-negara ASEAN baru-baru ini di Kuala Lumpur, serta juga dibahas kaidah dan turunan kerja sama baru yang dapat membantu memperkuat kerja sama ekonomi ASEAN.

"Termasuk di bidang bea cukai dan keimigrasian yang diperbaiki sehingga dapat mendukung penguatan kerja sama ekonomi regional," kata Anwar.

Ia juga mengatakan, pariwisata intra-ASEAN juga dapat didorong untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan ke regional Asia Tenggara. Keindahan gunung, pantai, hutan hingga durian turut disebutkan sebagai daya tarik pariwisata regional.

Anwar mengatakan, pertemuan menteri-menteri ekonomi dan keuangan di Kuala Lumpur tersebut sangat penting bukan hanya karena Malaysia sedang memimpin ASEAN, tetapi juga untuk menyelesaikan persoalan internasional, termasuk isu tarif baru yang diterapkan Amerika Serikat (AS).

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: