Presiden Prabowo Optimistis Indonesia Berdikari

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Kamis, 24 April 2025 | 08:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Gerakan Indonesia Menanam di Sumsel. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Presiden Prabowo Subianto meresmikan Gerakan Indonesia Menanam di Sumsel. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  Penerapan tarif timbal balik impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS)Donald Trump tidak membuat Indonesia gentar. 

Presiden Prabowo Subianto bahkan menegaskan optimismenya terhadap kemampuan dan kemandirian Indonesia untuk berdikari. 

Namun orang nomor satu di republik ini juga menghormati kebijakan yang diterapkan itu. Seiring dengan berjalannya perundingan antara Indonesia dan AS, presiden menekankan Indonesia juga fokus membangun kemampuannya untuk bertahan, salah satunya yang terpenting yakni mewujudkan ketahanan pangan di dalam negeri.

“Kita dihantam tarif berapa pun, kita akan berunding dan negosiasi. Kita hormati. Tetapi, kita percaya kepada kekuatan kita sendiri. Kalaupun mereka tidak membuka pasar mereka kepada kita, kita akan survive, kita akan tambah kuat, kita akan berdiri di atas kaki kita sendiri,” jelasnya, Rabu (23/4/2025)

Prabowo juga optimistis Indonesia mampu membangun kekuatan di segala bidang, termasuk mewujudkan swasembada pangan dan mencetak banyak lumbung pangan dalam negeri.

“Kita tidak akan pernah menyerah. Kita tidak akan berlutut. Kita tidak akan pernah mengemis. Kita tidak akan pernah minta-minta (belas) kasihan orang lain. Tidak perlu dikasihani! Bangsa Indonesia tidak perlu dikasihani,” tegasnya di hadapan petani di Ogan Ilir Sumatera Selatan.

Pemerintah mengutus tim negosiasi untuk berunding mengenai penetapan tarif impor resiprokal yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Di Washington DC, Menko Airlangga bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dan Kepala Kantor Dagang AS (USTR) Jamieson Greer.

Delegasi yang dipimpin oleh Menko Airlangga, dan delegasi AS bersepakat untuk membahas negosiasi tarif secara intensif selama 60 hari ke depan sejak Minggu (20/4/2025).sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: